Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Alasan Samuel Eto'o dan Didier Drogba Marah pada Pernyataan Uji Coba Vaksin Corona

Diperbarui: 4 April 2020   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Samuel Eto’o dan Didier Drogba. Sumber foto: Daily Mail.co.uk

Wabah virus Corona sedang mengganggu kenyamanan hidup kita. Pelbagai dampak sedang dan akan menghantui tataran hidup kita manusia. Bahkan virus Corona ini menciptakan pola pikir dan tingkah laku tertentu, entah itu positif dan negatif.

Pola hidup yang positif itu hadir lewat solidaritas antara satu sama lain. Setiap orang saling membantu tanpa memandang sekat perbedaan. Banyak orang berubah dermawan. Di beberapa negara, para pejabat publik rela memangkas gaji mereka demi kepentingan penanganan virus Corona.

Namun, di sisi lain wabah virus Corona menciptakan pola pikir dan laku yang negatif. Hal ini nampak aksi diskriminasi yang terjadi pada beberapa tempat. Diskriminasi itu terjadi dalam pelbagai rupa.

Seperti misal, orang melakukan diskriminasi karena ciri fisik yang identik dengan ras China walau tidak menyandang status kewarganegaraan China.

Tidak sedikit laporan yang berbicara tentang orang-orang yang memperlakukan tidak sopan pada ras ini hanya karena asal muasal virus Corona dari Kota Wuhan, China.

Selain itu, akhir-akhir ini kita mungkin membaca dan menonton tentang perlakuan diskriminasi pada kaum medis. Mereka ditolak di lingkungan tempat tinggal mereka.

Padahal, mereka sudah berkorban melayani dan menangani pasien Covid-19. Namun balasan tidak setimpal dengan pengorbanan mereka. Beberapa dari antara mereka ditolak dengan alasan kecemasan pada penyakit Covid-19.

Diskriminasi juga menjadi sebab mantan pesepakbola asal Afrika Samuel Eto'o dari Kamerun  dan Didier Drogba dari Pantai Gading tersinggung. Kedua striker yang  yang pernah tampil gemilang pada tahun 2000-an di daratan Eropa ini tidak terima saat dua orang dokter asal Perancis menyatakan kalau Benua Afrika cocok sebagai tempat untuk uji coba vaksin untuk virus Corona.

Sangat beralasan untuk marah pada pernyataan seperti itu. Pasalnya, nasib manusia bukan sebagai tempat untuk uji coba. Apalagi mereka secara spesifik menyebutkan Benua Afrika sebagai tempat uji coba. Mengapa harus menyebut Benua Afrika dan bukannya tempat lain?

Siapa pun pasti tersinggung kalau dinilai sebagai bahan percobaan untuk vaksin virus Corona. Pasalnya, virus Corona ini bukan hanya cocok mengenai orang-orang tertentu. Siapa saja bisa menjadi penderita Covid-19.

Dengan ini, setiap orang bisa menjadi obyek percobaan kalau vaksin itu memang ada. Tentunya, percobaan itu terjadi bukan karena obyek percobaan itu tidak berharga, tetapi dia tahu dan sadar akan manfaat dari percobaan itu untuk banyak orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline