Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Berbicara tentang Kekurangan Orang Lain Harus Dibarengi dengan Solusi

Diperbarui: 15 Januari 2020   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Kompas.com

Kelebihan dan kekurangan menjadi bagian tak terpisahkan dari kepribadian kita. Kelebihan yang kita miliki bisa menjadi nilai plus dalam sebuah relasi sosial. Hal ini juga bisa menjadi inspirasi bagi hidup orang lain.

Sebaliknya, kekurangan bisa menjadi bahan pelajaran bukan saja untuk diri kita yang berkekurangan, tetapi juga bagi orang lain. karenanya, koreksi di antara satu sama lain sangatlah penting.

Koreksi itu merupakan upaya untuk mengevaluasi kekurangan yang kita miliki dan dampaknya dalam relasi dan konteks sosial. Bukan tidak mungkin dengan koreksi tersebut muncul solusi yang bisa memberikan manfaat.

Koreksi itu bukan semata-mata soal membicarakan dan mengungkapkan kekurangan yang ada pada diri seseorang.

Acap kali terjadi dalam sebuah relasi sosial di mana pembicaran tentang kekurangan orang lain menjadi topik utama. Dari pelbagai sisi orang berusaha mengupas kekurangan orang tersebut.

Tidak jarang juga terjadi, sisi-sisi yang dikupas itu dihubungkan dengan latar belakang keluarga, pendidikan dan konteks tertentu.

Namun sayangnya di balik itu tidak adanya solusi yang hadir dari pembicaraan itu. Hanya sebatas pembicaraan seputar kekurangan orang lain, tetapi tidak dibarengi dengan upaya untuk memberikan jalan keluar agar bisa mengatasi kekurangan tersebut. Jadinya, pembicaraan itu seolah terperangkap dalam kotak "gosip-menggosip" semata.

Kekurangan orang lain bisa menjadi bahan pelajaran. Pelajaran itu bergantung dari intensi dan hasil yang dicapai dari pembicaraan itu. Kalau intensi untuk memecahkan persoalan, pata titik itulah pembicaraan itu bermanfaat.

Sebuah pembicaraan tentang kekurangan mesti mengarah pada pencarian dan penemuan sebuah solusi. Kalau sebuah pembicaraan yang merupakan buah dari pemikiran yang rasional dan logis serta dibarengi dengan pelbagai pengalaman tertentu, hal itu bisa mengarah pada solusi tertentu.

Tetapi kalau pembicaraan hanya terbatas karena sentimen perasaan, latar belakan dan kepentingan tertentu, pembicaraan itu bisa terperangkap pada lahirnya pandangan dan tingkah laku yang salah.

Tidak jarang terjadi, solusi acap kali hadir dari evaluasi pada sebuah masalah dan kekurangan yang terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline