Lihat ke Halaman Asli

Keterlibatan Legio Maria dalam Pelayanan Gereja Katolik (Alokusio)

Diperbarui: 1 Mei 2024   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu foto pada perayaan Ekaristi di paroki St. Ignatius Loyola, Semplak/dokpri

Bacaan dari buku pegangan baru nomor 2 "Tujuan Legio Maria".

Saudara-saudari legioner yang terkasih, pada 1959, Paus Yohanes XIII mengumumkan rencana penyelenggaraan Konsili Vatikan II. Pada masa itu, Gereja Katolik mengalami tantangan besar yaitu pesatnya perkembangan dunia manusia. Paus beserta jajaran kepemimpinan Gereja menyadari perlu dan mendesaknya pembaharuan dalam tubuh Gereja. Mereka berharap komunitas Gereja mengadakan pertemuan untuk membahas, mengevaluasi dan merencanakan sepak terjang kehidupan Gereja selam berziarah di dunia ini.

Terdapat tiga sasaran yang mau disoroti. Pertama, pembaharuan rohani dalam terang Injil; kedua, penyesuaian dengan masa sekarang untuk menanggapi tantangan-tantangan zaman modern; ketiga, pemulihan persekutuan penuh antara segenap umat Kristen.

Gerakan yang diprakarsai oleh Paus Yohanes XIII ini dilanjutkan oleh Paus Paulus VI. Pada masa itu, sebelum konsili, Gereja dianggap sangat berpusat pada hierarki, yakni paus, para uskup, dan imam. Keterpusatan ini mengakibatkan terjadi pengabaian peran dan keterlibatan umat yang ingin berkontribusi secara aktif. Hal yang diusahakan konsili adalah bagaimana cara supaya umat mendapat peran penting dalam pelayanan Gereja serta mengusahakan terjalinnya dialog dengan berbagai pihak.

Merujuk pada masa awal, Gereja pada mulanya merupakan suatu komunitas yang sinodal atau berjalan bersama. Hal itu dapat kita lihat pada cara hidup jemaat perdana. Para pemimpin mendengarkan dan membutuhkan keterlibatan umat untuk menyebarluaskan Gereja Kristus di dunia.

Gereja kita sekarang ini tidak terlepas dari peran serta para aktivis. Mereka bekerja sama dengan para imam untuk mengambil kebijakan pastoral di berbagai tingkat dan sektor pelayanan. Para aktivis yang dimaksud ialah para DPP paroki, para pengurus bidang/seksi, para katekis dan termasuk kita di dalamnya, para legioner sekalian. Gereja membutuhkan bantuan, keterlibatan, kontribusi atau peran serta kita untuk ambil bagian dalam pelayanan Gereja terhadap umat Allah yang kudus.

Bacaan rohani yang kita renungkan hari ini mengingatkan kita pada pentingnya peran kita di gereja, lingkungan dan dalam komunitas legioner sendiri. Partisipasi dalam bentuk apapun akan sangat bernilai dalam hidup bersama. Dengan berpartisipasi, kita menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk berdoa, memberi kesaksian dalam berbagai aksi nyata. 

Tadi ditulis dengan tegas, "Para awam, entah mereka menyediakan diri secara sukarela entah diundang untuk menjalankan kegiatan dan menjalin kerja sama langsung dengan kerasulan Hierarki, bertindak di bawah kepemimpinan lebih tinggi Hierarki, yang dapat mengesahkan kerja sama itu juga dengan suatu ketetapan eksplisit" (Legio Mariae, 2014:12). Marilah kita selalu ingat akan pentingnya keterlibatan dalam pelayanan sebagai komunitas Legio Maria. 

Ave Maria.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline