Lihat ke Halaman Asli

Nurdin Putra

penulis dan praktisi sehat

Penanganan Stres, Serangan Panik Wabah Corona

Diperbarui: 26 Maret 2020   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kehidupan manusia senantiasa berhubungan dengan pikiran. Ternyata ada 2 pikiran yang dapat kita rasakan, pikiran sadar dan bawah sadar, conscious dan subsconscious, sebagaian orang mengatakan unconscious. Apapun tentang term itu yang penting adalah ketika kita wajib mengetahuinya. 

Pikiran sadar adalah saat kita sekarang sadar sedang membaca tulisan saya, pikiran bawah sadar adalah sebuah pikiran yang tidak tahu akan benar atau tidaknya informasi yang masuk. Contoh, ketika saya menulis, seekor gajah dengan kuping yang lebih besar dari tubuhnya, apa yang anda bayangkan. Seekor gajah aneh yang kupingnya lebar, sebagian bilang apakah ada gajah seperti itu, sebagian bilang ada, sebagian lagi mengatakan itu si Bona, gajah kecil berdaun telinga lebar dan bisa terbang. Untuk yang seumuran dengan saya pasti dulu pernah membaca majalah anak-anak Bobo. 

Perhatikan bahwa ada atau tidaknya sebuah benda secara fisik akan memakai logika, harus di depan mata, dapat dipegang atau dirasakan tetapi ketika menggunakan dengan cara berhayal, visualisasi atau mereka-reka pasti gambaran itu akan muncul seakan-akan nyata, walau hanya ada di pikiran. 

Di dunia ini semua hal yang terjadi adalah karena adanya sebuah cerita, divisualisaikan dan akhirnya menjadi kenyataan. Sebagai contoh, dulu ada serial film Star Trek sekitar tahun 70 an, ingat alat komunikasi yang mereka gunakan, yang terlihat sebuah alat yang bisa dibuka dan tutup, perhatikan, apa yang sudah menjadi kenyataan pada saat ini, ada sebuah handphone yang mempunyai prinsip membuka dan menutup seperti itu, pada jamannya motorola mengeluarkan Startac. Masih banyak semua barang yang ada di dunia adalah hasil dari mereka-reka, imajinasi, visualisasi, berhayal atau apapun, akhirnya barang itu menjadi sebuah hasil dan kenyataan.

Ketika semua bisa menjadi kenyataan, dari hal imajinasi yang positif akan menjadi sesuatu yang positif pula. Bagaimana dengan halnya yang negatif?

Maaf contoh ini mengingatkan pada sebuah lagu jaman dahulu dan sebagian mungkin tahu namanya tetapi untuk menghormatinya saya tidak mau menyebut nama, lirik: Lihatlah tanda merah di pipi, bekas gambar tanganmu, sudah kenal liriknya? Kira-kira ada cerita apa ya yang terjadi ketika beliau menikah? Walau tidak persis benar, lagu Hati Yang Luka yang membuat dirinya tenar itu pun seakan tercipta untuk dirinya .

Masih banyak cerita yang lain kalu dikait-kaitkan seakan akan semuanya bisa bilang, ah kebetulan. Silahkan anda coba cari sendiri.

Saat ini adalah pembahasan tentang sebuah stres yang berhubungan dengan wabah corona. 

Apakah semua ini sudah direncanakan? Tentu tidak, karena semua negara terkena dampak. Apakah kasus ini berbahaya? bisa berbahaya atau tidak tergantung apakah kita tertular dan berdampak komplikasi berat karena ada beberapa orang yang positif tanpa gejala. Apakah harus dirawat? tidak, karena jika merasa sakit seperti itu lebih baik mengisolasi diri di rumah dan tetap hidup dengan sehat tanpa menularkan ke orang lain. Kalau sakit bertambah berat Apakah bisa sembuh? ya kalau sejak awal bisa mengobatinya dengan beristirahat di rumah dan jika bertambah berat silahkan datang ke rumah sakit yang ditunjuk. Semua adalah jawaban serta arahan yang baik dan benar.

Bisa dilihat dengan banyak pertanyaan seperti di atas, apakah semua orang bisa mengerti dan tenang jika  pemberitaan yang beredar di media sosial yang selalu memberitakan jumlah positif meningkat tinggi, kematian mencapai angka sekian dengan persentasi lebih tinggi dari negara tertentu. Ada obat yang beredar tapi belum tentu menyembuhkan, alat pemeriksaan baru sudah beredar tapi tidak sepenuhnya menunjang hasil pemeriksaan, tidak boleh ini dan tidak boleh itu. Stres timbul.

Semua membuat stres dan bingung. Sahabatku, ayolah berpikir jernih dan tenang, sesungguhnya penyakit virus itu adalah penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya, tidaklah ada obat yang bisa menyembuhkannya, hanyalah obat penunjang seperti vitamin, obat simptomatik yang diberikan sesuai gejala yang timbul, dan yang dibutuhkan adalah diri kita yang menjaga agar tubuh tetap sehat dan kuat, seperti anjuran pemerintah untuk tetap dirumah, kerja dari rumah, makan makanan yang baik, istirahat cukup dan hindari pemicu stres, cemas dan lain-lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline