Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeologi Metafisika Berhubungan dengan "Indera Keenam" dan "Orang Halus"

Diperbarui: 1 Juni 2022   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benarkah ini tempat Julius Caesar ditusuk? (Sumber: nationalgeographic.grid.id)

Arkeologi atau ilmu purbakala semakin memiliki banyak subdisiplin. Ini karena pengetahuan tentang masa lampau sangat beragam. Ada Arkeologi Lingkungan yang berhubungan dengan lingkungan purba. 

Ada Arkeologi Publik yang berkenaan dengan masyarakat masa kini. Ada lagi Arkeologi Persampahan yang meneliti sampah masa kini dan hubungannya dengan tingkah laku manusia.

Di Barat sudah lama berkembang Arkeologi Metafisika. Metafisika sendiri merupakan padanan dari bahasa Yunani, yakni meta (setelah atau di balik) dan fisika (hal-hal di alam). Menurut Wikipedia, metafisika merupakan cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakikat obyek (fisik). 

Pada masa kemudian istilah metafisika telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal di luar dunia fisik", misalnya ilmu gaib, ilmu ramalan, dan pengobatan alternatif.

Replika tongkat Nabi Musa pada Pameran Internasional Pedang Nabi, 2011 (Sumber: tribunnews.com)

Eropa

Arkeologi Metafisika mulai dikembangkan di Eropa. Beberapa waktu lalu sejumlah arkeolog dari Spanish National Research Council mengklaim menemukan bukti pertama lokasi Kaisar Romawi Julius Caesar ditusuk.

Selama ini informasi tewasnya Caesar hanya bersumber dari teks klasik. Dikabarkan, struktur beton berukuran tiga meter kali dua meter ditemukan di dekat Teater Pompey, Roma. Demikian menurut nationalgeographic.grid.id.

Astrologi sebagai bagian dari ilmu metafisika dipercaya telah teruji keilmiahannya. Ilmu ini jauh dari unsur mistik atau magis karena disusun berdasarkan pengetahuan empiris selama berabad-abad. Untuk memahami astrologi, pengetahuan astronomi mutlak diperlukan. 

Pengetahuan astrologi bermanfaat untuk menganalisis prasasti atau sumber tertulis lain. Terlebih  jika yang tersisa hanya unsur penanggalan, sementara bagian-bagian lain rusak, aus, atau hilang. Saat ini memang upaya analisis astrologi terhadap prasasti belum menjadi perhatian para arkeolog atau epigraf dan juga astrolog. Mudah-mudahan segera ada epigraf yang menekuni astronomi dan/atau astrologi. Paling tidak ada kerja sama antara epigraf dengan astronom dan astrolog. Dengan bantuan analisis astrologi, bukan tidak mungkin penulisan sejarah kuno Indonesia dapat lebih berkembang.

Berkembang pula Arkeologi Spiritual, yakni perjalanan ke tempat-tempat suci, kuil kuno, piramida, situs arkeologi, situs alam, dan lokasi spiritual yang unik di seluruh dunia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline