Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Pemberi "Kartu Kuning" itu Seorang Mahasiswa FMIPA, Bukan FIB Arkeologi

Diperbarui: 7 Februari 2018   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jaket pinjaman beratribut arkeologi yang dipakai Ketua BEM UI (Sumber: youtube.com)

Ketika Presiden Joko Widodo menghadiri Dies Natalis ke-68 UI di Depok pada 2 Februari 2018 lalu, muncul insiden kecil. Seorang mahasiswa yang kemudian diketahui Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI mengacungkan sebuah buku kuning---ibarat kartu kuning dalam olahraga---sambil meniup peluit di hadapan Presden Joko Widodo. 

Dalam olahraga, kartu kuning bermakna peringatan keras karena si pemain melanggar perintah wasit atau mencederai lawan. Karena insiden tersebut, rencana pertemuan Presiden Jokowi dengan BEM UI gagal.

Jaket pinjaman beratribut sejarah yang dipakai Ketua BEM UI (Foto: wartakota.com)

Jakun
Masalah belum selesai sampai di situ. Ketua BEM UI itu lalu menyelenggarakan konperensi pers, bahkan wawancara di stasiun televisi. Yang menjadi bahan pembicaraan adalah jaket kuning atau "jakun" yang dipakai sang mahasiswa. Lambang makara pada jaket itu berwarna putih. Mengingat makara setiap fakultas di UI memiliki warna masing-masing, banyak yang menduga bahwa Si Ketua BEM berasal dari Fakultas Ilmu Budaya.

Para netizen pun saling bercuit. Mereka mengomentari kejanggalan jaket kuning yang dikenakan Ketua BEM. Ada yang menduga dia berasal dari Jurusan Sejarah karena jurusan itu masuk salah satu prodi di FIB.

Salah seorang netizen menulis, "Ya ampun sebagai alumni FIB kesel pas liat makaranya warna putih, karena pasti dari jurusan FIB, ternyata jakunnya minjem dan dia anak FMIPA."

Cuitan lain berbunyi, "Saya respect nyali dan upayanya untuk kritik pemerintahan, tapi masa Ketua BEM gak siap pakai jakun miliknya sendiri".

Akhirnya diketahui, dia merupakan mahasiswa Prodi Fisika di FMIPA UI. Rupanya itu jaket pinjaman dari temannya. Ketika di kampus, ia meminjam jakun dari mahasiswa Prodi Sejarah.

Logo KAMA pada masa-masa awal (Dok. Nugroho SA)

KAMA
Lalu kemudian dari tayangan stasiun televisi, identitas jakunnya terlihat lebih jelas. Ketua BEM UI itu menggunakan jaket pinjaman dari mahasiswa Prodi Arkeologi. Ada atribut Arkeologi UI angkatan 2014 jelas tertera. Maka Keluarga Mahasiswa Arkeologi (KAMA) UI pun segera memberikan klarifikasi. Disebutkan Ketua BEM UI bukan mahasiswa Prodi Arkeologi UI dan bukan anggota KAMA FIB UI. Selanjutnya, jaket kuning bermakara putih yang digunakan ialah jaket kuning pinjaman dan bukan milik yang bersangkutan. 

KAMA sendiri terbentuk pada 12 November 1977 di Kampus Fakultas Sastra Rawamangun. Pada 1987 perkuliahan dipindahkan ke kampus baru di Depok. Ketua KAMA pertama adalah Santoso Pribadi. Arkeolog ini hilang ketika sedang menginvestigasi pencurian harta karun laut di perairan Riau pada 1986.

Senior-senior KAMA pun urun rembuk di media sosial. Ada yang menganggap Ketua BEM UI tidak tahu organisasi dan tidak tahu etika. Ada yang menganggap Ketua BEM UI malu-maluin arkeologi. Komentar lain mengatakan, "Dari dulu kan arkeologi nggak pernah berafiliasi dengan politik".

Nama arkeologi jelas kena dampak. Semoga dampak positif, bukan negatif.***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline