Lihat ke Halaman Asli

Dede Setiawan

Baca aja, nanti juga paham.

Ska dan Pasang Surutnya

Diperbarui: 29 Juni 2019   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kau mawar hitam, harum mu kepedihan..

Kau arungi waktu, disetiap pelukan..

 

Siapa yang baca tulisan diatas sambil nyanyi dalam hatinya? Haha, tau lagu apa? Ya, bener. Mawar Hitam dari Tipe-X.

Musik emang udah jadi gaya hidup bagi sebagian orang. Namun tak setiap orang suka dengan semua aliran musik, orang-orang mungkin hanya menyukai genre-genre tertentu. Ada yang suka pop, rock, jazz, blues atau metal. Salah satu genre musik yang jarang dikenal oleh orang kebanyakan adalah Ska. Genre musik macam apa itu? Mari simak.

Dilansir dari wikipedia, Ska adalah genre musik yang berasal dari jamaika pada akhir 1950-an dan merupakan pendahulu dari genre Rock Steady dan Reggae. Ciri khas musik Ska yang paling dominan adalah ritme yang dimainkan lebih nge-beat. Pada awal 1960-an, ska adalah genre musik yang dominan di Jamaika dan popular di kalangan para mod di Britania Raya. Musik ini kemudian populer di kalangan skinhead.

Banyak grup band yang memainkan genre ska sebagai warna musiknya. Band luar negeri seperti The Skatalities (Jamaika), Madness (Britania Raya), The Specials (Britania Raya), Reel Big Fish (Amerika), The Mighty Mighty BossTones (Amerika), Tokyo Ska Paradise Orhestra (Jepang), Kemuri (Jepang), dan masih banyak lag. Mereka membawakan musik aja dengan pelbagai aransemen. Ada yang dipadukan dengan musik rock, punk, bahkan orchestra.

Style yang unik dari musik ska juga terlihat dari para pemain musiknya. Kebanyakan dari band-band ska, para personil nya memakai outfit yang rapi formal ber-jas dan ber-celana bahan. Lengkap dengan dasi, topi, dan sepatu pentopel.

Di tanah air, musik Ska mulai populer sekitar tahun 1990-an. Diawali dengan bermunculan nya band-band yang membawakan musik ska pada lagu-lagu nya seperti Noin Bullet, Es Coret, Shaggydog, Tipe-X, Souljah dan lain-lain. Musik Ska terbilang minoritas di Indonesia.

Saya pun dulu pas lagi jaman-jamannya Sekolah Menengah Pertama (SMP) sempat suka dan menjadi pendengar musiman band-band ska lokal di bandung. Macam Don Lego, Skamigo, Bandung Inikami Orcheska, Scimmiaska, masih banyak lagi. Setiap kali band-band ini manggung saya suka datang untuk menontonnya dan ber-skankin dengan ria.

Tapi akhir-akhir ini, eksistensi musik ska mulai meredup. Sudah agak jarang terdengar ke permukaan band-band yang membawakan warna musik yang energik ini. Tergerusnya pasar musik oleh genre yang didominasi oleh Pop, menjadikan ska makin terpinggirkan. Terkecuali bagi mereka yang masih setia menjadi pendengar musik asal Jamaika itu.

Gimana nasib musik Ska kedepannya? Cukup menarik untuk dilihat. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline