Lihat ke Halaman Asli

Dionisius Yusuf

Hanya seorang pendidik

Hari Keempat Karantina di Wisma Atlet: Sang "Pahlawan" dalam Kesunyiaan

Diperbarui: 11 Agustus 2020   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar hanya ilustrasi | Foto milik: (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Tulisan hari keempat selama saya dirawat di Wisma Atlet, saya dedikasikan khusus kepada mereka yang sudah dengan tulus membantu pasien penderita Covid-19--termasuk saya--di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Teman-teman tentu bertanya-tanya, siapakah sosok yang saya maksud itu?

Sebagian dari kalian pasti berpikir, ah...pasti dokter jaga, kalau bukan dokter pasti perawat. Sebagian lagi mungkin berpikir tentara atau polisi yang sedang ditugaskan di Wisma Atlet. Tapi bukan, bukan mereka yang saya maksud.

Hari ini, saya ingin menulis dan berbagi cerita kepada kalian tentang sosok yang bertugas membersihkan setiap sisi ruang Wisma Atlet agar selalu dalam kondisi bersih baik itu lantai maupun pegangan tangga, membuang sampah yang dihasilkan oleh pasien, dan membersihkan setiap kamar jika ada pasien yang sudah pulang. 

Selain itu, sosok ini juga harus membantu mengantarkan makanan dan minuman ke setiap lantai di Wisma Atlet yang berjumlah 32 lantai. Guys, mereka adalah petugas cleaning service (petugas kebersihan) Wisma Atlet.

Jujur saya terharu dan hampir mau meneteskan air mata ketika saya boleh berbincang dan bertemu dengan beberapa sosok dari mereka. Walau waktu yang tersedia buat saya untuk berbincang dengan mereka tidak terlalu lama, tetapi saya dapat merasakan betapa beratnya tugas dari mereka. 

Bagi saya, mereka patut disebut juga pahlawan bagi oleh kami para pasien Wisma Atlet. Saya kagak sanggup membayangkan apa jadinya Wisma Atlet tanpa kehadiran mereka.

Mereka adalah garda terdepan dalam membuat Wisma Atlet menjadi "layak huni" oleh kami para pasien. Mereka bekerja dengan tulus. 

Siang dan malam. Hampir seluruh hidup mereka dari bulan April 2020 (atau ada yang mulai dari Maret 2020) sampai detik ini mereka dedikasikan buat kami para pasien. Ketika saya bercakap dengan mereka, saya dapat merasakan betapa berhutang budinya saya kepada mereka. 

Tanpa kehadiran mereka, mungkin saya akan lebih lama lagi disini. Ya....lebih lama lagi. Mengapa?

Dapat dibayangkan betapa kotornya Wisma Atlet kalau tidak dibersihkan setiap hari. Betapa tidak hygienis-nya setiap kamar dan ruangan kalau tidak disemprot ketika pasien sudah pulang. Siapa yang akan melakukan itu semua kalau bukan sosok "pahlawan" tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline