Mohon tunggu...
Dionisius Yusuf
Dionisius Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang pendidik

Seseorang yang sedang belajar menulis tentang banyak hal, silahkan colek saya di IG @ichbindion, dan FB Dionisio Jusuf

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hari Keempat Karantina di Wisma Atlet: Sang "Pahlawan" dalam Kesunyiaan

9 Agustus 2020   12:04 Diperbarui: 11 Agustus 2020   15:38 2383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hanya ilustrasi | Foto milik: (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Hari ini, seperti biasa, ketika saya mau mengambil jatah makan di ruang poli (sekaligus mengukur tensi, denyut nadi dan suhu), saya melewati ruangan yang diperuntukan untuk menyimpan sampah yang akan dibuang. Sebut saja gudang sampah. 

Setiap lantai di Wisma Atlet memiliki gudang sampah yang didalamnya terdapat beberapa dustbin Kleanovo dan berbagai alat yang digunakan untuk membersihkan setiap lantai di Wisma Atlet. Ukuran gudang sampah tidak terlalu luas. Mungkin berukuran 3 x 3 meter. Gudang ini mampu menampung 3-4 dustbin Kleanovo berukuran 120 L.

Dari dalam gudang sampah di lantai 18 pada siang itu, saya melihat ada satu sosok laki-laki yang sedang bekerja membereskan sampah di salah satu dustbin.

Lalu saya menghampiri sosok tersebut. Sosok tersebut sangat ramah ketika saya ajak berbicara. Dia mengenakan baju Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. 

Selain menggunakan baju APD lengkap, dia juga menggunakan face shield, masker, dan sarung tangan. Dengan jelas, saya dapat membaca nama sosok laki-laki tersebut di baju APD-nya. Nama sosok yang ramah tersebut adalah Mas Gandis yang berasal dari Tangerang. Umur Mas Gandis masih sangat muda, yaitu 23 tahun. 

Singkat cerita saya mendapat kesempatan untuk mengobrol dengan Mas Gandis walau tidak terlalu lama. Tapi dari percakapan singkat tersebut, saya dapat merasakan betapa berat dan beresikonya pekerjaan yang dilakukan oleh Mas Gandis.

Saya benar-benar salut dan terharu mendengar kisah Mas Gandis yang bekerja di Wisma Atlet. Saya yakin mungkin banyak diantara teman-teman yang membaca kisah ini belum tentu mau bekerja di Wisma Atlet ketika ditawari pekerjaan ini.

Ketika saya bertanya kenapa dia mau bekerja di Wisma Atlet yang penuh dengan resiko, Mas Gandis berujar dengan nada agak melemah, "Ya mau gimana lagi, kontrak kerja saya di Mall Puri Indah berakhir pada bulan Maret 2020, sedangkan saya membutuhkan uang. Jadi, pas ditawarin oleh perusahaan, mau kagak kamu kerja di Wisma Atlet, ya sudah saya iya kan saja. Sebenarnya lebih enak di Mal Puri Indah. Cape kerja di sini," ujarnya.

Lebih lanjut Mas Gandis menjelaskan bahwa dia bekerja di Wisma Atlet sebagai tenaga outsourcing PT. ISS. Dia mulai bekerja di Wisma Atlet dari bulan April 2020.

Dia dikontrak selama tiga bulan. Kontrak dia berakhir pada bulan Juni lalu. Karena Wisma Atlet masih beroperasi, maka kontrak dia diperpanjang tiga bulan lagi.

Lalu saya menanyakan sampai kapan dia akan bekerja di Wisma Atlet, Mas Gandis berkata, "Saya akan tetap bekerja di Wisma Atlet selama Wisma Atlet masih beroperasi dan kalau saya masih dibutuhkan. Habis mau kerja dimana lagi situasi lockdown seperti ini. Kalau saya tidak bekerja, siapa yang mau membiayai kebutuhan keluarga saya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun