Lihat ke Halaman Asli

Dinar Febri Budiman

Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Kabut Maut Kanjuruhan

Diperbarui: 5 Oktober 2022   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : im_sanjay07

Tembakan gas air mata di Kanjuruhan sampai membuat dunia menangis

Bagaimana banyak orang mati tragis.

Dalam pekat kabut kematian, hela nafas mereka terhimpit

Berebut oksigen demi mempertahankan nyawa

Dan bagi yang selamat mereka tidak juga berbahagia, sebab trauma

Banyak orang tua akan benci sepak bola.

Mengingat peluit wasit seolah mengundang malaikat pencabut nyawa.

Malam itu lebih gelap dari biasanya oleh musibah .

Memaksa keluarga korban untuk tabah.


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline