Lihat ke Halaman Asli

Dimyat Aa Dym

Bergabung mulai tahun 2012 dan Buku Perdananya tahun 2020 berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"

Sambut Tahun Baru Islam Masyarakat Ini Tolak Pacaran di Perumahan

Diperbarui: 11 Oktober 2015   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sambut Tahun Baru Islam Masyarakat Bumi Anggrek dan Vila Mutiara Gading 2 Setuju Usir Orang Pacaran

“Selamat Malam Minggu dan Pacaran Bagi Umat Yang Menjalankan !!!”

Itulah judul broadcast yang saya terima malam itu dari salah seorang teman whatsap, di akhir tulisan yang berjumlah enam paragraph itu tertulis nama dengan tager “#ariefsidiqrazaaq.

Diantara kutipan dari paragraf yang ada adalah :

"Jujur saja, entah siapa yang memproklamasikan malam Minggu sebagai malam kencan, yang pasti kami berterima kasih kepadanya. Karena atas berkat malam Minggu dan didorong oleh penjerumusan maksiat yang begitu subur, maka kami merasa terhibur. Kami jadi punya pasukan penghuni neraka jahannam semasa kalian berbuat maksiat lalu belum tobatdan maut telah mengecup dadamu untuk dikubur"

Selengkapnya ada dan bisa dibaca di facebook penulis "Dimyat Muqsith" atau Twitter "@dimyat1" dan Blog : "www.dimyativi.blogspot.co.id".

Tulisan tersebut intinya mengajak kepada kaula muda untuk berpikir yang jernih, bersikap yang bijak, dan bertindak yang arif, yang kebetulan nama penulisnya juga aref, meski dengan bahasa anak muda yang klihatan alay atau gaul.

Berpikir yang jernih artinya berpikir sesuai dengan hati nurani tanpa dibarengi dengan perasaan benci atau dendam baik karena godaan hawa nafsu maupun syaitan. Slain untuk mengajak untuk beriman kepada yang ghaib seeperti adanya surge dan neraka, malaikat, ibis/syaitan, jin dan makhluk ghaib yang lainnya. Bersikap yang bijak artinya bersikap adil, objektif dan proporsional.

Dan yang lebih penting lagi menurut saya setelah membaca tulisan tersebut adalah kita diajak untuk berbuat atau bertindak secara arif. Artinya arif adalah kalau merujuk kepda asal katanya yaitu bahasa Arab, arofa-ya’rifu-arifan yang berarti mengetahui atau mengenal. Artinya agar kita berbuat arif kita harus kenal atau tahu mana perbuatan syaitan mana perbuatan malaikat, mana kemaksiatan mana kebaikan, mana yang benar dan mana yang salah.

Sebagai contoh adalah sebagaimana diceritakan dalam broadcast di atas, dikarenakan pengetahuan, pemahaman dan standar nilai yang dianut oleh sebagian besar manusia berbeda-beda maka sebagai contoh ialah menilai prilaku berpacaran orang bisa berbeda. Bisa saja ada yang berpendapat itu sah-sah saja, atau itu adalah gaya hidup, pandangan hidup atau suatu prestise. Bagaimana dengan kita sebagai seorang muslim yang berupaya menjadi muslim yang baik dan kaffah?

Karena kita sudah memiliki dasar dan landasan yang sama yakni Al-Quran, As-Sunnah atau Hadits atau Ijma dari ajaran para sahabat, tabi’in dan tabiut tabiin yang diberi hidayah (petunjuk) oleh Allah SWT maka kita pasti memiliki pandangan yang sama terhadap masalah pacaran, yaitu perbuatan yang dilarang karena alas an akan mendekati zina dan alasan fiqih atau nilai syariat lainnya . Meskipun mungkin saja ada perbedaan, tetapi perbedaan itu tidak jauh perbedaannya, kalau tidak sampai haram paling tidak itu makruh (dilarang) atau laghwun (sia-sia).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline