Lihat ke Halaman Asli

Iwan

Ketua RW periode 2016 - 2026

Teologi Islam Milenial, Post Modernisme (Tulisan ke Empat Puluh Enam)

Diperbarui: 21 Maret 2024   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Post Modernisme

Ketika menyaksikan bagaimana modernisme kehilangan kasih saying semesta, melayang dan kemudian pecah terbentur dinding batas pemehamannya sendiri, maka Post Modernisme mencoba meraih kembali garis garis jalan sejarah semesta untuk dirangkai menurut posisi koordinatnya masing masing.

Dalam Post Modernisme ada pengakuan bahwa sebuah koordinat tidak dapat berdiri sendiri. Sebuah koordinat adalah bagian dari seluruh rangkaian ruang sejarah semesta yang telah tertulis di Lauh Mahfudz oleh Al Qalam, 50 ribu tahun sebelum segala sesuatunya tercipta. Tulisan yang lengkap, detail, menyeluruh dan tidak pernah berubah sama sekali sejak pertama kali ditulis. Tulisan yang menjadi pegangan semesta untuk dapat teratur dan seimbang.

Post Modernisme mencoba merangkai koordinat koordinat yang dahulu rangkaiannya dipangkas oleh modernisme dan Post Modernisme  mengakui kebenaran setiap koordinat.

Wallahu'alam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline