Lihat ke Halaman Asli

Dieny Rahmi

Creativepreneur

"Someone From The Train: He Was Stranger"

Diperbarui: 23 Oktober 2018   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Someone from the train, tempat penitipan tas, jaket dan hati (dok pribadi)

Kamu tahu, saat itu aku sudah Lelah. Melangkah sendiri ditemani bayangan yang rupanya sama juga malas untuk melangkah. Namun, rupanya Tuhan mendengar ceritaku, Tuhan mengabulkan doaku, semua yang pernah kulantunkan dikabulkanNya. Namun tak pernah ku menyangka rencanya akan seindah ini, dalam sujud aku bersyukur.

Sudah berkali kali rencana itu berganti tanggal, rencana bersenang senangku dengan kawan di Bandung akhirnya terjadi. 12 Juli 2018. Sebelumnya tak ku tahui bekerja sebegini lelahnya, benar kata orang "cari duit itu cape", just sigh....!

Kereta Argo Parahyangan Tambahan, Jakarta -- Gambir, 18.00.

Rasanya tubuhku terlalu Lelah, ku susuri satu persatu kendaraan Panjang itu. Kereta yang kini ku sayang haha. Gerbong 1, itu tujuanku!. Masuklah aku. Ranselku berat, ingin ku naikkan ditempatnya, tapi ku tak miliki daya, ku simpan saja ditempat kakiku, terlihat sedikit sesak memang, tapi sudahlah, biar saja.

Dikursi itu, ekonomi namun berAC, sebelah tempat dudukku rupanya sudah ada seseorang. Berjaket hitam dengan name tag yang mengalung dilehernya. Ku tak ingat, "punten atau permisi", singkatnya ku berhasil duduk melewatinya. Bersandar dijendela dengan segala Lelah hari itu.

Rupanya orang disebelahku terlalu usil untuk bertanya mengapa tasku tak disimpan diatas. Yasudahlah jika begitu tolong simpankanlah, dan disimpankanlah olehnya. Hahah thank you dear stranger!

dok pribadi

"makan mba" kalimat pertamanya! Aku mengangguk dibalik masker yang ku kenakan. Bakmi GM, begitu yang tertulis di tempat makan yang sedang dimakannya. Lahap betul dia, sepertinya lapar. Sudahlah bukan urusanku. Ku abaikan.

Ku mainkan ponselku, keluar masuk Instagram whatsapp dan segala aplikasi yang ada untuk menghilangkan jenuhku di kereta. Namun, suara itu terdengar dan menyapa daun telingaku.

"kerja mba? Ku tengok ke kananku, si pria bakmi GM bertanya. Ia tersenyum, dan menantikan jawaban. Ku mengagnguk dan agar sopan, ku lepas maskerku.

Semuanya dimulai, berbincanglah kita.

Ku tak ingat persis apa yang kita bicarakan. Namun, kurang lebih 3 jam perjalanan ku tahu banyak tentangnya. Aneh rasanya, talking with stranger but feels like talking with someone who you know for years.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline