Lihat ke Halaman Asli

Didi Suprijadi

Pendidik, pembimbing dan pengajar

Memahami Tradisi Silaturahmi Bulan Syawal di Indonesia

Diperbarui: 19 April 2024   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami bertiga sumber gambar dokumen pribadi 

Memahami Tradisi Silaturahmi Bulan Syawal di Indonesia.

Tema khutbah Jum'at di masjid termegah se Asia Tenggara Istiqlal, Jum'at,10 Syawal 1445 H.

Punya banyak ponakan dengan beragam keahlian , latarbelakang dan ketrampilan, ada yang menekuni bidang peternakan, pertanian,  usaha dagang hingga ada yang bercita cita menjadi ustadz dan ustadzah. Ada dua ponakan laki dan perempuan  yang menekuni pelajaran Tahfiz Al Qur'an. Berdua kakak beradik bercita cita ingin  menjadi ustadz dan ustadzah. laki laki bernama Fatih sedang belajar nyantri di salah satu pesantren di daerah Cileungsi Bogor. Satunya lagi yang perempuan Kesya sedang belajar nyantri di salah satu pesantren besar di Cipining Bogor.

Keduanya putri pertama dan putra kedua keluarga Aries dengan Susi, Aries adalah adik bungsu ayah didi.

Fatih panggilan ponakan ku itu saat ini  sedang belajar Tahfids di pesantren Al Mughni  Cileungsi, lebaran tahun ini libur, pulang ke rumah. Jumat 19 April 2024 bertepatan dengan 10 Syawal 1445 H, pergi jumatan bersama Keanu, Bagas dan ayah didi ke Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat.

Ayah didi sumber gambar dokumen pribadi 


Sejak Ramadhan di sepuluh hari terakhir yang lalu, anak dan cucu selalu pergi Itiqab ke masjid dengan selalu berganti ganti masjid. Suatu saat  ada yang mengusulkan Itiqabnya ke masjid Istiqlal. Sayang hingga Ramadhan berakhir keinginan pergi ke masjid Istiqlal belum juga  kesampaian,  baru setelah 10 hari lebaran lewat bisa pergi ke masjid Istiqlal, untuk melaksanakan sholat Jumat.

Tepat pukul sepuluh pagi kami berempat, dari rumah ayah didi di Jatinegara kaum berangkat menuju Masjid Istiqlal di Gambir, maklum kondisi perjalanan di Jakarta belum bisa diprediksi, oleh sebab itu berancang-ancang berangkat lebih awal. Sepuluh menit sebelum adzan Jum'at berkumandang kami sudah sampai di tempat, kemudian memarkir kendaraan tidak sampai lima menit. 

Parkir kendaraan yang mudah, karena pengelolaan parkir yang modern mengikuti zaman  now, area  parkir luas, ada dua basement, yang salah satu bagian sudut  basement nya berhubungan dengan lahan parkir Gereja Katolik Katedral diseberang nya, melalui terowongan dibawah tanah.

Kebetulan ayah didi dapat posisi tempat parkir persis di depan pintu masuk yang akses nya mudah ke pelataran Masjid. Melalui satu kawasan food state dan kawasan pedagang souvernir kami berempat beriringan sambil melewati ibu ibu yang sedang makan dan  minum  serta membeli  souvernir.

Khatib Jum'at sumber gambar dokumen pribadi 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline