Lihat ke Halaman Asli

BRI Bakal Rugi di Bisnis Satelit

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Baru-baru kemarin dan untuk pertama kalinya di Indonesia, sebuah bank plat merah menuai kontroversi karna pembelian sebuah satelit yang kemudian dinamakan BRIsat. Aksi pembelian satelit oleh bank BRI ini dianggap tidak cocok dengan infrastruktur bank BRI sekarang. Karna bank BRI adalah bank yang belum fokus pada payment sistem. Bisa dibilang kalau pembelian satelit BRIsat ini hanya akan berujung pada kegagalan dan jauh dari laba. Kenapa? Mari kita bahas.

Pemerintah beranggapan dengan kepemilikan sebuah satelit, BRI akan memperoleh untung dalam 5 tahun kedepan. Seharusnya, menurut pengamat perbankan Deni Daruri BRI sebelumnya mempersiapkan dan fokus dalam peningkatan fasilitas ATM dan sistem pembayaran terlebih dahulu. Barulah BRI memasuki tahap membeli satelit. Jadi, sangat aneh untuk BRI saat ini membeli satelit dengan infrastruktur yang belum mengalami peningkatan dalam payment system yang lebih baik. Semua orang pun tau kalau hal yang dikerjakan terburu-buru maka hasil akhirnya nanti akan jauh dari maksimal bahkan berakhir gagal.


"Ya masalahnya keuntungan yang diperoleh BRI belum teruji. Itu kan masalahnya di atas kertas yang disajikan BRI, mereka belum teruji dengan sistem pembayaran yg canggih,” ujar Deni di Jakarta, selasa lalu.

Jadi kemungkinan BRI untuk meraup untung dari pembelian satelit ini rasanya akan sulit. Bukan karna saingan bisnis dalam bisnis satelit itu sendiri melainkan ketidaksiapan BRI dalam infrastruktur sistem pembayaran dan terburu-burunya BRI dalam melakukan pembelian satelit. Belum lagi untuk masalah pengoperasian dan perawatan satelitnya sendiri. Karna BRI sendiri adalah pemain baru di bisnis satelit sementara satelit yang dibeli BRI bukanlah kapasitas untuk seorang pemain baru di sektor bisnis ini.


“BRI itu belum siap infrastrukturnya. Kelebihan pwernya tidak digunakan dengan kapasitasnya,” ujar Deni menambahkan.

Tapi menurut Gatot yang menjabat sebagai Deputi Bidang Jasa Keuangan dan Jasa Lainnya Kementrian BUMN mengatakan jika kontroversi yang dituai BRI saat ini dikarenakan pembelian satelit oleh bank plat merah adalah pertama kalinya di Indonesia. Menurutnya, pembelian satelit sama saja dengan perusahaan yang selama ini menyewa provider dari perusahaan lain. Mungkin beliau lupa dengan kepemilikan satelit, maka pengoperasian dan maintenace sebuah satelit membutuhkan perhatian yang lebih ketimbang menyewa provider dari perusahaan lain.

Sumber




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline