Lihat ke Halaman Asli

Didik Sedyadi

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Cerpen Remaja: Souvenir dari Pulau Dewata

Diperbarui: 15 Januari 2024   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto bali dok. pribadi

Jam 14.00 telah lewat.

Salma telah menunggu panggilan dari Pak Bintang Fajar, dosennya, setengah jam yang lalu. Gadis itu gelisah. Menunggu, gelisah. Mau dipanggil masalah apa, juga gelisah. Apalagi cuaca semakin mendung. Membuka WA menambah pikiran tak keruan. WA isinya banyak yang tak penting. Mau membaca, tak membawa buku bacaan. Mau membaca bahan kuliah tadi pagi, masih ingat.

Ting! Ting!

Salma terhenyak. Telephon masuk. Afnan! Gumamnya.

“Hai Salmaaa...... lagi bengong ya?!”

“Kok tahu?”Salma kaget. Pertanyaan sahabatnya itu begitu tepat mengena.

“Hehee..... dari dulu juga begitu! Kalau sendirian pasti bengong.”

“Aaaaah.... kamu Nan! Kirain kamu sudah jadi dukun ramal. Ramalanmu tepat!”

“Whahaha! Kamu Sal! Aku mau liburan niiih ..... kutinggalkan Yogya untuk sementara, kita ketemuan hari Minggu besok! Kita main ke Panyaweuyan! Lihat terasering, juga akan kukenalkan kamu ke seseorang!”

“Aduuuh.... ngabibita bae Afnan , eh siapa dia? Calonmu kah? Tapi...... aku aduuuh maaf Nan .... maaaaf....”

“Maksudnya?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline