Lihat ke Halaman Asli

Serigalapemalas

Nihilistik

Pacaran: Kebahagian yang Semu

Diperbarui: 3 Januari 2021   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : Pixabay

Kita harus sepakat bahwa mengolok-ngolok kesendirian jomblo yang terlihat menyedihkan adalah misinterpretasi produk pemikiran masyarakat saat ini. Mereka berpikir kehidupan jomblo itu menyedihkan, dan sebaliknya mereka yang memiliki pacar itu menyenangkan. Padahal, realitanya tak selalu benar.

Jalan sendiri, jauh dari cinta dan lalu lintas chat yang lengang seakan membuat citra manusia muda seperti ini begitu memilukan. Padahal, jika di runut dengan akal sehat, kehidupan kala muda seperti ini adalah idaman sekaligus potensi untuk merakit diri demi kehidupan di masa depan yang lebih cerah. Tanpa disrupsi dan drama.

Begitu besar opportunity cost yang bisa dimanfaatkan jomblo untuk membuat dirinya lebih bersinar. Tanpa banyak pikiran, mereka bisa fokus mengejar karir. Yang sayangnya, tak banyak jomblo yang kuat dengan kesendirian, kesepian serta omongan orang.

Padahal, Begitu besar opportunity cost yang bisa dimanfaatkan jomblo untuk membuat dirinya lebih bersinar. Tanpa banyak pikiran, mereka bisa fokus mengejar karir. Yang sayangnya, tak banyak jomblo yang kuat dengan kesendirian, kesepian serta omongan orang. Padahal, memiliki pacar itu tak selalu menyenangkan. 

Beban Pikiran Pacaran

Nekat memiliki pacar berarti harus siap menderita, meluangkan waktu dan menyisihkan pendapatan kita yang pas-pasan. Sebab, pacaran bukan lagi soal berbagi kabar setiap pagi, petang dan malam. Mereka harus dibawa keluar dan makan. Ada banyak biaya ekstra yang harus di siapkan ketika memiliki pacar. 

Dari segi mental, mereka yang memiliki pacar juga sering tak tenang. Sebab, ketakutan akan diselingkuhi selalu datang secara sporadis ke pikiran. Apalagi Dengan cengkraman kuat dan godaan besar media sosial, selingkuh sangat mudah dilakukan. Hal ini lah yang membuat mereka yang pacaran akan merasa was-was sendiri. Serta menduga-duga hal ihwal yang menyakitkan jiwa.

Baca juga: Liga Indonesia sering memakan korban, kenapa tetap dilangsungkan? 

Jika menikah saja bisa cerai, apalagi pacaran. Dan momen break up itu akan sangat menyakitkan bagi salah satu atau kedua belah pihak. Akibatnya, mereka akan menghibur diri sendiri dengan bersenang-senang yang bisa saja konsumtif dan kegiatan beresiko lain. Semua kebahagian itu sirna dan sia-sia.

Dan bagi jomblo yang terlihat terhina, mereka malah memiliki banyak peluang yang bisa di manfaatkan ketika teman sebaya lebih memilih bucin dengan pacar. Salah satunya adalah makin gencar berinvestasi dan belajar ilmu dari segala sisi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline