Lihat ke Halaman Asli

Adrian Diarto

TERVERIFIKASI

orang kebanyakan

Puisi | Lantunan Pupuh-pupuh Megatruh

Diperbarui: 9 April 2020   04:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Di bawah langit yang terus membiru
Lantunan pupuh-pupuh megatruh menjadi lebih terdengar

Riuh serak teriakan, deru laju kendaraan, suara mesin-mesin pabrik pun ramai derak sepatu di lantai-lantai mall membuatnya seperti tidak terdengar

Sekarang, pupuh-pupuh megatruh menyelinap melalui sela-sela jendela, memasuki lubang-lubang di bawah pintu

Begitu dekat!

Megatruh terus melantunkan dirinya
Mewedhar bagian-bagian pupuhnya

Alunannya menjadi begitu perkasa

Telinga tidak bisa ditutup
Suara permohonan tidak juga mengusir lantunan pupuh-pupuh megatruh

Tembangnya memenuhi ruang-ruang sepi
Mengisi ruang-ruang sunyi

Megatruh terus menyelinap, bahkan ketika adzan sholat subuh hendak dikumandangkan

Jangan kau tutup pintumu
Jangan kau tutup jendelamu

Megatruh sedang terus melantun tanpa suara
Mendendangkan pupuh-pupuhnya
Di terang pagi, di gelap malam juga di benderang siang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline