Lihat ke Halaman Asli

Dian Wijayanti

Nutrisionis

Pentingnya Makanan dan Gizi untuk Ibu Menyusui

Diperbarui: 1 Agustus 2019   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menyusui dan ASI adalah standar global untuk pemberian makan bayi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung pernyataan ini. American Academy of Pediatrics lebih lanjut merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. 

Makanan pelengkap bergizi kemudian harus ditambahkan sambil terus menyusui hingga 2 tahun.  Serupa dengan kehamilan, kebutuhan energi dan nutrisi juga meningkat selama menyusui.

Menyusui adalah hal sederhana yang memiliki manfaat tiada tara bagi ibu, bayi, keluarga, dan masyarakat. Menyusui sebaiknya dimulai dalam setengah atau satu jam setelah bayi dilahirkan. 

Bayi yang lebih banyak menyusu akan membuat volume ASI lebih banyak. Bayi yang menyusu dalam posisi yang baik akan meningkatkan produksi ASI. Jika ibu khawatir, volume ASI akan berkurang. Jika ibu kesakitan, pengeluaran ASI akan terganggu..

 

Pesan Khusus Pedoman Gizi Seimbang untuk Ibu Menyusui

Di dalam buku Pedoman gizi Seimbang yang diterbitkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2014, disebutkan tiga pesan khusus untuk ibu menyusui, yaitu :

  1. Biasakan mengkonsumsi anekaragam pangan yang lebih banyak. Ibu menyusui perlu mengkonsumsi aneka ragam pangan yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral), karena digunakan untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan produksi ASI. Protein diperlukan untuk pembentkan hormon prolaktin (untuk memproduksi ASI) dan hormon oksitosin (untuk mengeluarkan ASI). Zat gizi  mikro yang diperlukan selama menyusui adalah zat besi, asam folat, vitamin A, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin), vitamin C, vitamin D, kalsium, iodium, zink dan selenium.
  2. Minumlah air putih yang lebih banyak. Air merupakan sumber cairan yang paling baik dan berfungsi untuk membantu pencernaan, membuang racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan asam basa tubuh dan mengatur suhu tubuh. Jumlah air yang dibutuhkan ibu menyusui per hari adalah sekitar 850-1000 ml lebih banyak dari ibu yang tidak menyusui, atau sekitar 3000 ml atau 12-13 gelas air. Jumlah tersebut diperlukan untuk dapat memproduksi ASI sekitar 600-850 ml per hari. 
  3. Batasi minum kopi. Kafein yang terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu akan masuk ke dalam ASI sehingga akan berpengaruh tidak baik terhadap bayi. Hal ini disebabkan karena metabolisme bayi belum siap untuk mencerna kafein. Konsumsi kafein pada ibu menyusui juga berhubungan dengan rendahnya pasokan ASI. Berdasarkan penelitian di Harvard University, konsumsi kafein yang aman untuk ibu menyusui adalah 300 mg/ hari atau sebanyak 3 cangkir kopi/ hari. Apabila konsumsi kafein melebihi 300 mg/ hari, hasil penelitian di Mayo Clinics Rechester Minnoseta USA menunjukkan kandunganzat besi di dalam ASI menjadi 30% lebih rendah dibandingkan ibu menyusui yang tidak mengkonsumsi kafein.

 

Makanan dan Zat Gizi pada Ibu Menyusui

Kebutuhan gizi wanita meningkat selama dan menyusui. Selama menyusui, kelenjar susu memiliki tingkat metabolik yang menjamin komposisi ASI yang cukup. 

Semua ibu dapat menghasilkan susu dalam jumlah yang tepat dan kualitas yang sesuai, kecuali jika mereka sangat kekurangan gizi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline