Lihat ke Halaman Asli

Sekolah Mendampingi Keluarga, Bukan Mengganti Fungsi

Diperbarui: 25 Mei 2016   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar dari : muslim.or.id

Fungsi pengasuhan terhadap anak, sekarang ini telah digantikan oleh sekolah. 

Contohnya, apabila anak dianggap “nakal” maka keluarga akan “mempesantrenkan” sang anak. Pada intinya, anak akan dimasukkan ke sekolah berlabel agama, karakter, dan lain sebagainya.

Padahal, dengan terlalu mempercayakan sesuatu, sebenarnya manusia akan mendapatkan satu hal paling berharga dalam hidup, pelajaran. Tak jarang ketika anak masuk sekolah ‘spesial’ justru ia semakin berulah. Ada saja tingkahnya yang semakin membuat orang tua kebingungan. Salah pergaulan, ikut tawuran, malas belajar, dan yang terparah tambah jauh dari keluarganya.

Lantas, apa yang sebenarnya diinginkan seorang anak?

Pada dasarnya, anak menginginkan dirinya diakui, dianggap, diperhatikan lebih. Jelas menyekolahkan saja tidak cukup. Meski di sekolah seorang anak akan dididik, tetapi dalam satu kelas yang terdiri dari lebih 20 siswa, seorang guru tentu tak mampu mencurahkan perhatiannya hanya pada seorang anak saja.

Esensi pendidikan yang biasanya nyata terlihat dan masih saja ingin dicapai di sekolah hanya sebatas pada prestasi akademik, tetapi belum fokus pada karakter maupun kecerdasan emosional. Tugas keluargalah yang wajib menjadi guru bagi mata pelajaran perilaku seorang anak.

Dari sini, benang merah baik antara pendidikan dan keluarga sebenarnya saling berkaitan serta berhubungan erat. 

Anak mutlak butuh pendidikan tinggi, tetapi tentunya tanpa kekurangan dukungan maupun perhatian penuh dari keluarganya.

Opini ini merupakan buah pikiran murni dari Dian Pertiwi Joshua, Mahasiswi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang diikutsertakan dalam Lomba Jurnalistik Pendidikan Keluarga Tahun 2016 dengan tema, “Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak.” Kompetisi ini diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline