Lihat ke Halaman Asli

Ayu Diahastuti

TERVERIFIKASI

an ordinary people

Puisi | Analogi Kosmos

Diperbarui: 3 September 2019   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Bila awal semuanya adalah baik, mengapa akhir menjadi hal yang tak laik? Bolehkah aku bertanya pada batin, yang selalu saja mengganggu dengan suara yang rutin?

Kutanya pada fana, sejenis apakah abadi itu? Jika jeda mengawali suatu yang baru, terlewatkah sesaat?

Kata orang akhir bukanlah segalanya, namun bagiku awal adalah titik paling nadir

Bukankah kacau itu pun indah? Bila sudah kacau mungkin akan tumbuh zat yang bernama baru

Bukankah bingung itu baik benar? Karena dari bingung nanti kan muncul kekayaan aroma kepastian

Lantas apakah salah jika kita benar? Apakah dinding ruas kanan akan berjalan berpindah ke ruas kiri?

Bulatlah dunia bagi mereka yang ada di atasnya, lalu bagaimana yang berada di bawah tanah?

Oh, para deretan aksara, jawablah jiwa yang penuh tanya. Atau anggukan kepala adalah tanda sepakat, bagaimana dengan gelengan kepala?

Perlukah kosong itu terisi? Haruskah penuh menjadi jawaban yang pasti?

Wahai jiwa, berhentilah bertanya, mintalah sedekah pada sang penjawab. Mungkinkah kepada sang guru, sang pembuat sirna kegelapan? Bukan, mereka hanyalah titah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline