Lihat ke Halaman Asli

Diah Kusumastuti

Mom blogger

Solo-ku, Kau Tak Akan Terganti

Diperbarui: 30 April 2023   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyusuri kota Solo (dok. pri).

Dear, Solo tercintaku.

Maaf tahun ini aku tak bisa mengunjungimu tersebab oleh berbagai alasan. Dan, jangan kau tanya betapa rindunya aku pada sudut-sudutmu.

Setiap pulang padamu, kenangan-kenangan masa kecil itu selalu menyeruak. Entahlah, aku tak pernah bisa move-on dari setiap kenangan itu. Kenangan akan jalanan-jalanan yang pernah kulewati, tempat-tempat yang pernah kujejaki, teman-teman masa kecil yang selalu punya cerita tentang masa-masa yang dulu pernah terlewati, hingga kuliner yang enak, dari nasi liwet, timlo, selat, intip, ampyang, dan masih banyak lagi.

Kau akan tetap di hati meski ribuan tempat t'lah kusinggahi. Aku pernah melintasi kota-kota lain, tinggal sejenak di daerah-daerah lain, menikmati keindahan alamnya, kulinernya, dan sebagainya. Tapi kamu tetap di hati. Karena daerah-daerah lain tak menyimpan ribuan kenangan manis masa kecilku, seperti yang ada padamu.

Meski sudah hampir 20 tahun aku tinggal di kota lain, tapi jiwa Solo-ku tak pernah hilang. Setiap kali teman-temanku membahas daerah asalnya, aku akan dengan bangga membahasmu dari sisi-sisi yang kutahu.

Meski orangtuaku kini bersamaku dan tak lagi tinggal di Solo, tapi mengunjungimu tetap menjadi sesuatu yang menyenangkan dan membanggakan. Seperti yang kami lakukan tahun lalu, kami ke Solo sambil bernostalgia, tentu saja. Kami melewati jalan-jalanmu yang tak seperti biasanya kami lewati. 

Kami melewati jalan menuju sekolahku, jalan menuju rumah sakit yang dulu kadang kami kunjungi, kami menyusuri jalan-jalan dimana sanak saudara dan handai taulan tinggal, dan seterusnya. Jalanan-jalanan itu penuh kenangan, yang kau tahu, membahasnya tentang apa yang dulu pernah kami lakukan di sana, adalah sesuatu yang mengasyikkan. Perjalanan kami seru!

Kami juga bernostalgia dengan kuliner-kuliner khas Solo. Bapak mencari thengkleng, suamiku yang bukan orang Solo kami perkenalkan dengan tongseng Solo, menyicipi kelezatan Selat Solo, dan sebagainya. Semuanya enak dan unik!

Kampung halaman yang alami (dok. pri).

Dear, Solo istimewaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline