Lihat ke Halaman Asli

Dhanang DhaVe

TERVERIFIKASI

www.dhave.id

Kondisi Alam yang Mengancam Alur Hidup Tukik Menjadi Penyu

Diperbarui: 16 Maret 2016   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Langkah kecil tukik sebelum memulai perjalanan yang jauh. Di pantai Maluk, biasa tuikik-tukik hasil penangkaran dilepaskan (dok.pri)."][/caption]Dengan sumringah, salah seorang teman saya kegirangan melihat hasil USG istrinya yang sedang hamil tua. Calon jabang bayi ternyata laki-laki dari hasil cetak foto scan 3D. Lain kisah yang dihadapi dengan beberapa ilmuwan kelautan di beberapa belahan dunia. Suhu yang berubah akibat pemanasan global membuat calon jabang bayi yang berjumlah ratusan ekor akan dipenuhi betina. Inilah kegelisahan ilmuwan saat melihat fenomena kehidupan dari penyu yang jenis kelaminnya didasarkan naik turunnya suhu. Di pantai Maluk - Sumbawa, jangankan memikirkan jenis kelamin penyu, angka telur menetas saja sudah menjadi sebuah prestasi. Arifin Rayes, yang bertanggung jawab terhadap penangkaran penyu di pantai maluk dan bekerja sama dengan PT Newmont Nusa Tenggara memberikan banyak informasi mengenai keunikan mahluk melata yang hidup di laut ini.

Penyu, mahluk hidup yang tidak berubah sejak jaman purbakala. Reptil ini yang dulu hidup bersamaan dengan dinosaurus kini menghadapi ancaman, tak hanya alam tetapi juga dengan predator yang bernama manusia. Hewan eksotis ini, ada yang hidup secara terestrial ataupun akuatik. Mereka mampu hidup selama puluhan tahun, bahkan ratusan tahun. Inilah salah satu kehebatan hewan bercangkang, yakni memiliki rentang umur yang panjang tapi perbandingannya hanya 1 dari 1.000.

[caption caption="Siklus hidup penyu, A. Induk penyu bertelur, B. Induk penyu kembali ke Lautan, C. Tukik yang menetas berenang ke lauta, D. Tukik akan menjalani masa anak-anak hingga dewasa selama hampir 10 tahun, E. Penyu dewasa yang mata seksual akan mencari pasangan, F. Penyu akan kawin, G. Penyu jantan kembali ke mencari pasangan, H. Penyu betina siap bertelur untuk kembali ke tempat dilahirkannya/homing natal (seaturtlestatus.org)"]

[/caption]

Sebanyak 50-200 telur akan dikeluarkan dalam sekali proses persalinan. Indukkan yang siap bertelur akan homing natal, yakni kembali pada lokasi di mana dia dilahirkan. Bagaimana mereka mengetahui tempat asalnya, tak ada yang bisa memastikan secara ilmiah. Hewan secara naluri memiliki kemampuan ekolokasi, yakni mengenali daerahnya untuk navigasi. Ada yang mengatakan kemampuan ini berdasarkan magnet bumi, seperti kompas, ada juga yang mengatkan hewan memiliki daya ingat yang kuat tentang lokasi tertentu agar tidak tersesat.

Homing natal dilakukan pada malam hari untuk menghindari predator diurnal. Sesampai di bibir pantai akan masuk dalam kawasan berpasir. Dengan lengannya dia akan menggali sarang sedalam 0,5-1 m, usai itu dia kemudian bertelur. Dalam sekali bertelur akan diletakan pada lubang yang sama dengan kisaran 50-200 butir. Usai bertelur, induk akan menutup lubang dan membuat beberapa sarang sebagai kamuflase. Setelah itu induk akan pergi dan alam akan mengerami telur-telur tersebut selama 40-70 hari.

Ada fenomena yang unik manakal telur penyu tidak memiliki kromosom seks. Seperti hewan reptil lainnya, buaya, ular, biawak yang telur-telurnya tidak jelas jenis kelaminnya. Suhu pengeraman telur di dalam timbunan pasir berkisar 28-29 derajat celcius. Apa yang terjadi jika suhunya berubah? Yang terjadi adalah pembentukan jenis kelamin. Jika suhu kurang dari suhu kisaran maka akan menetas dengan jenis kelamin jantan, dan jika lebih suhunya akan didominasi oleh betina. Perubahan suhu lingkungan inilah yang dikawatirkan para ahli lingkungan. Pada saat suhu normal, angka menetasnya jantan dan betina akan seimbang. Bagaimana jika suhu berubah, maka jenis kelamin tetasan akan didominasi salah satunya dan bisa menimbulkan ketimpangan alam.

Waktu penetasan akhirnya tiba, jabang bayi yang bernama tukik akan berusaha keluar dari cangkang dan timbunan pasir. Kuning telur yang masih menempel di plasenta dan tuibuh tukik akan menjadi sumber makanan selama bertahan hidup di darat. Usai keluar dari timbunan pasir adalah langkah awal tukik untuk sebuah perjalanan yang jauh. Mengarungi hamparan pasir bukan perkara yang mudah karena dia harus mencari tepian pantai. Dari sinilah nalurinya terbentuk alamiah tentang ekolokasi terutama saat yang betina homing natal.

Periode awal tahun adalah masa yang berat bagi sang tukik yang harus bertahan hidup di alam liar. Predator alaminya seperti: kepiting, ikan, hiu, elang dan lain sebagainya adalah ancaman sekaligus seleksia alamnya. Saat ukuran cangkangnya selebar piring, barulah penyu muda ini mencapai masa amannya dari predator. Penyu adalah hewan omnivora yakni pemakan segalanya, apapun akan dia makan. Ikan-ikan kecil, alga, lamun, karang, krustasea, hingga ubur-ubur bersengat mematikan akan dilahapnya. Kadang sialnya penyu salah sangka antara ubur-ubur dan plastik transparan, sehingga kadang menemui celaka saat memakan sampah manusia tersebut.

[caption caption="Acapkali penyu dianggap hama oleh pambudidaya rumput laut. Rumput laut sebagai makanan alami membuat kehadiranya penyu di area budi daya rumput laut menjadi ancaman (dok.pri)."]

[/caption]

Penyu sebagai salah satu bagian ekosistem alam memiliki peran ekologis yang tak berbeda jauh dengan organisme yang lain. Penyu menjadi penyeimbang saat sebuah ekosistem mengalami ketimpangan. Namun, kadang keberadaan penyu menjadi ketimpangan bagi manusia. Para pembudidaya rumput laut kadang resah dengan kehadiran penyu, karena rumput laut adalah makanan istimewa bagi repti bercangkang ini. Hukum rimba berlaku di sini, siapa yang kuat dialah yang akan menindas, tentu saja penyu akan menjadi korbannya.

Selama satu dekade penyu akan menjalani perjalanan yang jauh, ribuan kilo meter. Masa-masa inilah disebut, tahun yang hilang. Disebut demikian karena dia benar-benar menghilang, karena berada di lautan lepas dan berkelana menjelajah samudra. Menjelang usia seksual yang matang, sekitar 10 tahun maka mereka akan mencari pasangan. Biasanya penyu betina akan kawin dengan beberapa penyu jantan agar sel sperma optimal membuahi sel telurnya. Kemudian pasangan ini akan mendekati pesisir pantai untuk mencari tempat untuk bertelur. Masa homing natal pun dimulai, maka siklus ini akan terus berputar pada generasi-generasi selanjutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline