Lihat ke Halaman Asli

Nahariyha Dewiwiddie

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pembelajar

Menghindari “Sistem Kebut Semalam” Saat Menulis

Diperbarui: 10 September 2016   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menghindari “Sistem Kebut Semalam” Saat Menulis"][/caption]Tahukah kalian, waktu kalian duduk di bangku sekolah dan tiba-tiba guru hendak mengadakan ulangan harian? Bagi yang tidak belajar sejak awal alias memasuki bab yang baru, pasti mendadak mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian, bukan? Kalaupun sang guru melarang kalian untuk menyontek, kalian tentu mencari cara, agar nilai ujiannya, sempurna! Iyaa ‘kan?

Salah satu cara yang akan ditempuh kalian dalam belajar adalah, belajar dengan sistem kebut semalam atau yang biasa disingkat SKS. Maksudnya, belajar materi pelajaran yang hendak diujikan sehari sebelumnya, terutama pada malam hari. Nah, banyak pelajar yang melakukan hal seperti itu, kecuali yang rajin belajar dan mengulang pelajaran ya. Padahal, metode belajar seperti ini, tidak baik untuk kita, lho!

Pasalnya, otak yang berada di kepala kita ini, tidak bisa untuk menampung informasi jika terlampau banyak. Gak bakal mampu! Mekanisme otak dalam memasukkan informasi dan ilmu pengetahuan, pasti dilalui dengan sedikit demi sedikit, memproses informasi di hippocampus, dan berakhir dengan penyimpanan informasi pada memori jangka panjang.

Proses tersebut tak ada artinya jika kita tidak mengulang-ulang informasi maupun materi pelajaran. Itulah mengapa, para pelajar dan mahasiswa dianjurkan mengulang pelajaran ketika di rumah setelah mengikuti proses belajar-mengajar di sekolah maupun kampus, apalagi kita, yang selesai membaca satu bab tertentu, agar ilmu yang menempel di benak kita, terlekat terus sepanjang hidup!

Ketika ulangan atau ujian dimulai, semua kemampuan kita dikerahkan dan ilmu yang kita pelajari harus dikeluarkan untuk menjawab soal-soal yang ditanyakan, baik pada kertas, maupun di monitor (metode UN yang akan diadakan bulan April nanti). Haram bagi kita untuk melihat materi pelajaran sebab termasuk dalam bentuk kecurangan. Artinya, kerjakan semampunya!

Nah, bagaimana dengan kegiatan menulis? Iyaa sama seperti itu. Hanya saja kita “mengeluarkan” ilmu yang kita miliki, dengan cara merangkai kata, tentunya menggunakan pikiran dan gaya tulisan kita sendiri. Kalau menulis dengan melihat “materinya”, itu nyalin namanya! Hehe :D

Kalau begitu, apa jadinya kalau mengerjakan sesuatu yang pakai ilmunya, diawali dengan belajar pakai SKS? Pasti hasil ulangannya, juga hasil tulisan kita akan hancur berantakan, bukan? Karena apa? Materi yang dipelajari dengan cara tersebut, pasti lupa alias hilang sebagian besar di benak kita saat mengeluarkan pengetahuannya. Dibanding dengan belajar yang tepat, “menyicil” sedikit demi sedikit materi pelajaran bisa membuat hasil kerjanya, lebih maksimal!

Mempersiapkan Menulis untuk Peringatan Tertentu atau Hari Jadi Seseorang

“Hari Bumi masih tinggal sebulan lagi, halaaah masih jauh! Kalau udah sehari sebelum hari H, saya akan menulis artikelnya deh!”

“Dua hari lagi, Menteri Pendidikan kita akan berulang tahun. Saya akan menuliskan biografi aja ah, sekarang!”

Bagi orang yang memang telah memiliki pengetahuan sebelumnya tentang peringatan hari penting dan hari jadi seseorang, tidak masalah kalau sehari atau dua hari sebelumnya bisa menulis artikel tentang itu. Tapi dua kalimat yang diucapkan di atas bisa tidak tepat jika kita ternyata tidak memiliki pengetahuan tentang itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline