Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Karin dan Pria Pecinta Kucing

Diperbarui: 11 Juli 2016   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pria pecinta kucing (sumber: 123rf.com)

Ini cerita yang berbeda. Tentang kisah romansa dari kawanku lainnya. Sebut saja namanya Karin. Ia sama dengan kawanku si Dara, juga sama-sama pecinta kucing. Dan tahu tidak, nama kucingnya juga sama-sama Nero. Kucingnya juga sama-sama bulunya berwarna keemasan. Maukah Kalian mendengar cerita romantis milik Karin?

Sore itu Karin menuju catshop langganannya. Ia hendak membeli persediaan makanan kucing yang banyak buat Nero karena ia hendak pulang ke kampung halamannya. Saat asyik memilih-milih makanan buat Nero, ia berpapasan dengan pemuda yang sebayanya. Oh ya Karin lebih muda dariku, sehingga ia sudah kuanggap adik yang memang tak kupunya.

Karin berbeda dengan aku, ia gadis yang periang. Ia suka berdandan kasual dengan kaus oblong, sandal jepit, dan rambut yang dijepit sekedarnya. Namun mungkin dengan gayanya yang santai itu orang-orang mudah mendekatinya.

Tanpa sepengetahuan Karin, pemuda itu mengamatinya. Karin asyik mengobrol dengan pemilik catshop bernama Rani tentang berbagai jenis pakan kucing. Rupanya pria itu juga pelanggan di catshop itu, tapi aku belum tahu dan Karin juga belum cerita seperti apa kucing milik pemuda itu, apakah kucing kampung seperti Nero atau kucing ras yang mahal. Tapi yang penting pria itu nampaknya sama-sama pecinta kucing seperti Karin.

Karin masih asyik meneruskan mengobrolnya hingga ia menangkap pria itu mengamatinya dan kemudian tersenyum kepadanya. Karin tiba-tiba merasa deg-degan dan ia pun malu-malu membalas senyumannya. Pemuda itu punya senyum yang manis dan hangat, Karin detik itu terkesima oleh senyum pemuda yang lebar dan bersahabat

Tapi Karin tetap seorang Karin. Ia tidak tahu nama pria itu dan tidak berupaya mencari tahu. Ia gadis yang periang dan tidak ingin hal-hal yang rumit merusak kesenangannya. Ia pergi begitu saja meninggalkan catshop itu setelah membayar belanjaannya. Langkah Karin itu ringan dan cepat sehingga ketika pemuda itu hendak mengikutinya, ia sudah tak nampak.

"Apakah Kau tertarik padanya?" Aku penasaran yang ia jawab dengan mengangkat bahunya. "Entahlah. Toh aku hanya bertemu sekali itu dengannya," timpalnya. Meskipun Karin sempat terkesima dengan senyum pemuda itu, ia berupaya melupakannya karena ia perempuan yang praktis. 

Karin memang gadis yang beruntung. Ia bertemu pemuda itu kembali ketika ia kehabisan makanan buat kucingnya. Sebenarnya ia bisa saja membeli ikan di tukang sayur dan menggorengnya. Kucingnya kan kucing biasa, bisa makan apa saja. Tapi sepertinya Karin tergoda untuk mencoba peruntungannya. Siapa tahu ia bisa berjumpa dengan pria itu. Siapa tahu ia kebetulan juga di sana.

Dan Karin si gadis periang itu beruntung, pemuda itu memang sedang berbelanja pakan kucing. Ia terkejut ketika mendapati Karin memasuki toko itu, lalu tersenyum lebar menyambutnya.

Aku tahu Karin dan pemuda itu tidak akan membiarkan kesempatan itu luput lagi. Keduanya saling bertukar nomor. Dan melihat wallpaper di notebook-nya baru-baru ini, aku menebak-nebak pasti pria pecinta kucing itu yang ada bersamanya di foto tersebut.

Oh ya jika ingin tahu tentang kisah romansa temanku bernama Dara bisa lihat di sini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline