Lihat ke Halaman Asli

Desy Hani

TERVERIFIKASI

Happy reading

Take it Easy, Sebenarnya Posesif itu Tidaklah Penting

Diperbarui: 23 Juli 2021   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sikap posesif. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Posesif, satu kata dengan sejuta makna, namun konotasi kearah yang lebih negatif sepertinya lebih layak disematkan pada kata tersebut...

Memiliki perasaan cinta hingga akhirnya jatuhnya merupakan kodrat dari setiap insan di muka bumi ini, dan hal seperti ini sangat wajar bila terjadi. 

Terlebih lagi bila benih-benih cinta yang berada di dalam hati terbalaskan oleh sang kekasih. Mencintai dan dicintai, itulah dua faktor yang semakin mengikat diri untuk terus menebarkan cinta yang hadir di dalam hidup. 

Ketika seseorang telah mengikat dirinya dalam suatu hubungan (konteks-berpacaran), akan memberikan label kepada sang kekasih dengan sebuah pernyataan spontanitas, seperti,"akulah milikmu dan kamulah milikku, tidak boleh ada yang mengganggu..."

(Pembahasan pada artikel ini hanya berfokus pada hubungan konteks berpacaran ala kawula muda)

Ketika pernyataan tersebut telah berkumandang, tidak jarang, berbagai macam aturan yang tidak tertulis hadir menghiasi di dalam hubungan tersebut.

Berbagai macam aturan yang hadir memiliki level yang berbeda satu dengan yang lainnya. Mulai dari aturan sederhana yang terbilang sangat wajar, hingga aturan-aturan yang sudah tidak bisa dianggap wajar lagi. 

Membuat sebuah peraturan sebenarnya sah-sah saja dilakukan, asalkan bernilai kebaikan seperti, "banyak-banyak senyum sayang, jangan cemberut terus, senyum itu bikin awet muda lho, mulai sekarang harus banyak-banyak senyum, jangan banyak alasan, okay..."

Kalimat diatas masih sangat wajar, secara sederhana itu hanya sekedar teguran namun terselip sebuah peraturan yang terdapat pada akhir kalimat, "...mulai sekarang harus banyak-banyak senyum, jangan banyak alasan, okay..."

Peraturan seperti kalimat di atas, masih bisa diterima oleh akal sehat. Namun bila peraturan yang hadir banyak mengandung pengekangan, itu tidaklah wajar dan sehat lagi, seperti: 

  1. Kamu nggak boleh chatting sama cowok lain termasuk temanmu sendiri bila tidak diizinkan
  2. Jangan main sama teman-teman kamu tanpa adanya izin
  3. Jauhi teman-teman kamu bila terlalu sering mengajak meet up, nggak ada gunanya, nggak penting, main terus kerjaannya
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline