Lihat ke Halaman Asli

Deny Oey

TERVERIFIKASI

Creative Writer

Kendali Perjalanan Ada dalam Genggaman Tangan Kita

Diperbarui: 17 April 2018   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Terminal (sumber: www.kompas.com)

Sekitar empat tahun lalu, untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Bandara Soekarno-Hatta. Saat itu, saya menggunakan transportasi taksi dengan beberapa alasan.

Pertama soal keamanan karena saya pergi seorang diri dan baru berangkat jam 10 malam. Kedua, saya mengutamakan kenyamanan dalam perjalanan agar bisa beristirahat. Perjalanan menuju bandara dan pulang menggunakan jasa taksi, ongkosnya memang terhitung mahal karena saya juga harus membayar tiket masuk tol.

Beberapa tahun kemudian saat taksi online mulai booming, saya menjadikan transportasi ini sebagai alternatif pilihan. Jika dihitung secara matematis total biaya yang dikeluarkan tak jauh berbeda dengan taksi konvensional. Namun setidaknya ada sedikit prestis saat tiba di bandara, seperti turun dari mobil pribadi, meski sebenarnya itu adalah "taksi" juga.

Mengapa saya lebih memilih menggunakan taksi baik konvensional maupun online saat menuju bandara? Alasannya kemudahan dan kenyamanan. Akan tetapi transportasi ini juga memiliki kelemahan, apalagi kalau bukan lalu lintas yang macet atau situasi dan kondisi di jalan yang di luar prediksi.

Dari segi waktu kita bisa telat check in atau yang paling buruk ketinggalan penerbangan. Sangat merugikan bukan. Namun kini masalah tersebut akhirnya terpecahkan berkat hadirnya Railink atau Kereta Api (KA) Bandara.

Jokowi saat launching (sumber: www.merdeka.com)

Setelah uji coba atau soft launching selama seminggu, kereta bandara  akhirnya resmi beroperasi sejak 2 Januari 2018. Railink menjadi alternatif moda transportasi dari atau menuju Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu Railink juga menjadi transportasi terintegrasi yang didukung pemerintah demi mengurangi kemacetan. Targetnya pengguna kendaraan pribadi akan beralih ke transportasi publik.

Kereta api bandara kini beroperasi di Stasiun Sudirman Baru (BNI City), Stasiun Batu Ceper dan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta. Namun ke depannya, Railink akan beroperasi dengan rute Stasiun Manggarai - Stasiun Sudirman Baru- Stasiun Duri- Stasiun Batu Ceper - Stasiun Bandara Soekarno-Hatta.

Ada 50 perjalanan setiap harinya dengan waktu penjemputan setiap 30 menit sekali dengan waktu tempuh kurang dari satu jam atau 55 menit. Satu rangkaian kereta terdiri dari enam gerbong dengan kapasitas 272 penumpang.

Jadwal KA Bandara Soetta (sumber: www.railink.co.id)

Dengan hadirnya transportasi KA Bandara, tentu kendali perjalanan ada dalam genggaman kita. Kini semakin beragam pilihan jika kita ingin melakukan perjalanan bisnis atau liburan. Railink juga menjadi transportasi berbasis rel yang aman dan nyaman.

Soal kenyamanan, kereta Railink memiliki interior gabungan gerbong kereta api eksekutif dan pesawat terbang. Tiap gerbong memiliki empat LCD sebagai media informasi atau sarana hiburan. Toilet gerbong juga sangat nyaman layaknya toilet pesawat terbang dengan fasilitas flush jet dan meja khusus untuk mengurus bayi.

Penumpang juga dipersilakan duduk dimana saja karena tak ada nomor kursi. Kursi penumpang memiliki sandaran yang bisa direbahkan dan di antara kursi juga tersedia portal pengisian daya atau charger untuk gadget.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline