Lihat ke Halaman Asli

Denata

wiraswasta

Ramadan di Tengah Pandemi: Mengambil Pelajaran dalam Perspektif Baru

Diperbarui: 14 April 2021   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber news.detik.com

Arti kata perayaan biasanya identik dengan kebersamaan. Tapi bagaimana jika karena suatu hal, kebersamaan justru dirasa menjauh bahkan hampir tidak ada. Bahkan ketika kata 'Ramadhan' muncul yang terbesit pastilah sahur, berbuka dan tarawih berjamaah di Masjid.

Ramadhan memang menjadi bulan suci dimana umat muslim seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia menjalankan ibadah puasa. Jutaan umat muslim menahan rasa lapar dan haus selama satu bulan penuh untuk menunaikan ibadah. Biasanya bulan suci Ramadhan juga menjadi kesempatan untuk memperkuat kebersamaan atau silahturahmi bersama keluarga, sahabat dan kolega.

Tahun ini hampir sama dengan tahun kemarin dimana seluruh umat muslim harus menjalani ibadah puasa di tengah pandemi. Seperti yang kita ketahui, virus corona memasuki Indonesia sejak awal tahun 2020. Selama satu tahun lebih virus corona melanda Indonesia dan belum juga mereda. Tahun ini pun umat muslim harus menjalani ibadah puasa di dalam keterbatasan aktivitas, karena semua masih harus dilakukan di rumah.

Kebiasaan Baru Yang Telah Terbentuk

Sumber ugm.ac.id

Memang menjalankan ibadah Ramadan di tengah wabah yang mendunia bukanlah hal yang baru. Dari tahun kemarin, kita sebenarnya sudah terbiasa melakukan banyak kegiatan dari rumah. Jika tahun kemarin kita masih berusaha melakukan banyak penyesuaian, seharusnya sekarang kita sudah mulai terbiasa.

Memang sangat mudah mengeluh tentang tidak bisa berkumpul bersama keluarga, tidak bisa mengadakan kegiatan buka bersama sahabat dan kolega, bosan puasa di rumah saja. Tapi tidakkah kita sadar jika inti dari Ramadan bukan hanya tentang aspek sosialnya.

Menjalankan ibadah Ramadan di rumah, jika kita mau melihatnya dengan sudut pandang baru, banyak hal positif yang bisa kita lakukan. Banyaknya waktu luang di rumah bisa digunakan untuk melatih kedisiplinan dan spiritualitas diri kita. Mendekatkan diri dengan sang pencipta juga merefleksikan diri.

Kita belajar dari Ramadan tahun lalu, pentingnya kedisiplinan dalam menjalankan new normal. Ketika kita terbiasa menjalankan kegiatan ibadah di rumah setiap hari, secara tidak langsung kita sudah melatih pikiran dan tubuh kita untuk disiplin menaati protokol kesehatan. Ramadan di tengah pandemi memang menjadi tantangan tersendiri. Tapi disadari atau tidak, menjalankan Ramadan dengan lebih banyak berada di rumah lebih memberikan makna.

Sebelum ada pandemi, kita sudah terbentuk dengan rutinitas bahwa Ramadan diisi dengan berbuka bersama di luar rumah. Melakukan salat Tarawih berjamaah di Masjid. Dengan adanya pandemi, dari Ramahan tahun lalu pun kita belajar bahwa salat berjamaah bisa dilakukan bersama keluarga di rumah. Tidak melakukan salat di Masjid tidak akan mengurangi makna dari ibadah puasa itu sendiri. Bahkan kita bisa belajar mendalami agama melalui televisi, siaran online dan belajar mengaji di dalam rumah. Segala kegiatan keagamaan bisa dilakukan secara virtual, bahkan untuk pembagian zakat juga bisa dilakukan secara online.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline