Lihat ke Halaman Asli

Dewi Mariyati

as long as

Belajar Mengelola Keuangan Pribadi

Diperbarui: 9 Juni 2021   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Belajar mengelola keunganan

Pengelolaan keuangan yang bijak akan selalu menghasilkan sesuatu yang baik, setidaknya untuk diri sendiri.

Sebagai salah satu penerima gaji bulanan dan di akhir tahun merasa tidak punya tabungan serta dibingungkan pertanyaan sendiri kemana hasil kerja selama ini? Apa iya habis semua? Udah punya aset apa? Ditambah lagi disuguhi tontonan teman-teman sebaya yang terlihat sudah mapan dan punya karir bagus yang menambah rasa minder semakin tinggi. Dikarenakan hal tersebut, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan akhir tahun saat mengaudit rekening pribadi, terbesitlah tekad untuk mulai mengelola penghasilan dengan bijak. Tentu saja awalnya cukup susah dan tidak konsisten dalam hal mencatat pengeluaran sehari-hari. Butuh banyak trial n error serta pemaksaan ke diri sendiri agar tetap konsisten dan menemukan pola yang bisa diatur ulang.

Trial n error

Dok. pribadi

Info pengelolaan keuangan yang baik bukanlah hal yang sulit dicari di era sekarang ini, buku, e-book, akun-akun finansial planning, motivator finnancial dan banyak lagi platform yang sering membagikan, mengedukasi tentang financian planning secara cuma-cuma. Menerapkan teori a, menurut si b, kata akun si c, dalam praktek sehari-hari hingga akhirnya menemukan teorinya sendiri yang tentu saja dipelajari dari teori/tips yang dipelajari. Setelah 3-5 bulan mempelajari pola pengeluaran sendiri yang dilakukan baik secara pencatatan manual ataupun menggunakan aplikasi, akhirnya terbentuk pola pengeluaran selama sebulan yang bisa digunakan sebagai acuan membuat perhitungan yang dirasa paling aman.

Setelah menemukan pola pengeluaran dalam hitungan bulan, akhirnya muncul beberapa kategori pengeluaran wajib yang sudah pasti. Perhitungan nominal mulai disesuaikan dengan besarnya pendapatan, beberpa kategori yang akhirnya bisa aku setir dalam rangka agar punya tabungan dengan kondisi sebagai anak kos di perantauan kurang lebih sebagai berikut,

  • Living cost alias bayar kosan
  • Anggaran makan, biasanya aku lebihin sekitar 100k dari estimasi buat jaga-jaga kalok pas pengen jajan/nongkrong atau makan diluar budget yang seharusnya
  • Body care, sabun/odol/body lotion/deterjen dsb, buat body care kadang ada yang baru abis 2-3 bulan
  • Dana darurat dan tabungan, tapi pada realisasinya merekan berdua masih tergabung menjadi satu akun
  • Kuota internet
  • Kasih mamak, meski tidak seberapa tapi aku ingin.

Karena belum/tidak punya kewajiban lain seperti bayar angsuran/pinjaman, aku mulai membiasakan menyisakan beberapa rupiah untuk mendiami kartu atm operasional. Kadang digunakan untuk hal-hal yang tidak terduga misal kondangan, tiba-tiba pengen self reward hobi, atau yang lainnya. Meski nominal gaji berpatok di UMR kota istimewa, aku bangga bisa mengelolanya dengan cukup baik hingga akhirnya tidak lagi benar-benar kehabisan uang saat tanggal tua dan masih bisa liburan dadakan meski baru sekedar di tetangga kota hehe.

Oh ya untuk budget aku selalu bagi setiap kali menerima gaji, budget makan tentu saja senormalnya harga makanan penyetan/warteg/nasi padang lingkungan mahasiswa dengan estimasi makan 2-3 kali sehari. Aku bukan coffe lovers dan gak terlalu suka minuman manis jadi jarang jajan minuman-minuman yang sedang hits, selain itu untuk meminimalisir pengeluaran aku juga terbiasa cuci/setrika sendiri.

Dok. pribadi

Tentu saja ini hanya ideal bagi diriku sendiri, tanggungan dan gaya hidup menjadi 2 faktor yang berpengaruh paling besar dari besarnya pengeluaran tiap bulannya. Memilah antara kebutuhan dan keinginan pada kenyataannya sangat membantu untuk mengontrol diri agar tidak konsumtif. Mulai belajar dan menerapkan prinsip hidup minimalis, berani berkata tidak untuk setiap tawaran nongkrong yang memang tidak ingin, tidak memaksakan diri dengan gaya teman yang tidak sebanding dan belajar menerapkan prinsip menunggu beberapa hari untuk meredakan gejolak emosi tiap kali ingin membeli barang yang bukan kebutuhan tapi masih ragu, setidaknya dari kebiasaan mengelola keuangan yang sudah dilakukan, aku yakin kontrol diri dari sifat hedon/konsumtif akan jauh lebih baik dari sebelumnya. Meski sampai sekarang masih terus trial n error dalam hal penyesuaian kebutuhan dan keinginan, setidaknyanya tahun ini aku merasa lebih baik dari tahun sebelumnya. Untuk teman-teman yang mungkin sedang dalam kondisi yang sama dan ingin mulai mengatur/mengelolan kuangan pribadi, secara personal hal yang paling utama yang perlu dimulai adalah membuat list dan memisahkan antara kebutuhan dan keinginan dan selamat menemukan standar idealmu sendiri. Semangatt

Salam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline