Lihat ke Halaman Asli

delulu

Writer

Topeng

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam itu cahaya lampu berkelip sendu
Menyilaukan dalam derap suara yang menyambung
Kerumunan berkumpul dalam euforia dentang rindu
Sekilas pandang menuju padaku, tapi tidak
Satu suara bagai seribu
Dan seulas senyum bagai cekikikan malam membahana
Tak ada benda
Tak ada renda
Hanya benang-benang rindu
Semakin dekat dan cepat di bawah redupnya sirius
Riuhan membahana itu semakin jadi
Semakin terdorong menjauh
Dan sekian saja penantian itu berbohong
Tak lagi menunggu
Tak lagi diam
Tak lagi coba menerka
Jawabannya sudah ada
Jawabannya dilihat
Jawabannya dirasakan
Katanya, emosi itu membutakan
Itu benar, aku rasa
Dia membutakan hingga seperti gila dan terpuruk
Kesedihan dan terbuang di saat yang sama
Janji itu terucap tanpa sengaja
Ditepati dengan niat
Diatas ragu dan menjadi ingkar otomatis
Gubahan kekaguman yang layu
Hentakan semangat yang menipis
Dari situ, ada kamu
Berbalik dan dibalik dinding tebal tak berwarna
Sebening wajah, sejernih perasaan
Simbiosis eksistensi dan geram suara malam
Mereda perlahan dan ditutup selamat tinggal
Pada akhirnya pergi perlahan tanpa sampai jumpa


Bekasi, 13 April 2012



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline