Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Barcelona Kembali Juara La Liga karena Valverde atau Messi?

Diperbarui: 30 April 2019   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Momen foto bersama FC Barcelona, pasca juara La Liga musim 2018/19. (Twitter.com/andresiniesta8)

Begitulah pertanyaan yang terlintas di benak penikmat bola amatiran seperti penulis. Karena, sepakbola di zaman sekarang terlihat semakin variatif. Ada yang bagus sekali karena pelatih (strateginya) dan pemain-pemain berkualitasnya. Ada pula yang pelatihnya biasa saja, namun ada pemain-pemain berkualitas, maka, penampilannya juga masih dapat dibilang bagus. Ada satu lagi yang tidak boleh terlewatkan adalah pelatihnya bagus (sarat pengalaman), namun pemain-pemainnya biasa saja. 

Akhirnya, performanya juga akan bergantung pada taktik dari pelatihnya. Toh, pelatih juga bukan Tuhan. Sehingga, mood terkadang bisa mempengaruhi naik-turun performa tim. Namun, dengan adanya pelatih bagus, maka permainan tim yang biasa saja itu bisa menjadi bagus. Ambil contoh Leicester City---mantan jawara Premier League dengan Claudio Ranieri.

Ilustrasi juara La Liga 2018/19 untuk Barcelona. (Twitter.com/FCBarcelona)

Lalu, bagaimana dengan Barcelona?Jika melihat situasi yang terjadi di La Liga musim ini, Barcelona harus dapat mengakui bahwa gelar juaranya lebih mudah daripada musim lalu. Mengapa?

Pertama, struktur tim (dari pelatih dan pemain) tidak ada perubahan signifikan. Pelatih (entrenador) Ernesto Valverde yang bekerja sejak musim lalu, masih mampu menjaga ritme permainan anak asuhnya dan membuat Barcelona masih cukup stabil di kompetisi domestik. Begitu pula pada komposisi pemainnya. Tidak ada 'kehilangan' yang signifikan. 

Memang, Barcelona kehilangan sosok orkestra permainan di lini tengah pasca Andres Iniesta hengkang. Namun, mereka masih bisa menjalankan taktik 'ala Barcelona' dengan adanya pemain baru yang berkualitas seperti Arthur dan juga masih adanya Ivan Rakitic. Satu hal yang perlu diingatkan (meski semua orang tahu), yaitu masih ada Lionel Messi di Barcelona.

Tidak bisa dipungkiri bahwa masih adanya Lionel Messi, akan membuat permainan Barcelona masih belum seratus persen luntur. Inilah yang kemudian menjadi faktor kedua. Yaitu, bertahannya Messi. Bertahannya Messi di Camp Nou, maka permainan dari kaki ke kaki masih ada di sana dan semakin teraplikasi lebih baik ketika ada Messi di lapangan.

Faktor ketiga adalah performa rival yang tidak stabil. Real Madrid di musim ini seperti kehilangan daya juang untuk bermain tetap bagus di setiap laga. Hal ini bisa terjadi karena adanya pergantian struktur tim. Zinedine Zidane (sempat) hengkang dan Cristiano Ronaldo merapat ke Juventus.

Kepergian Ronaldo, rupanya tidak bisa ditambal oleh tim manajemen dengan mendatangkan pemain bagus atau yang potensial dapat menutupi celah yang ditinggalkan CR7. Begitu pula pada performa pemain lamanya yang tidak stabil. Praktis, Real Madrid tidak bisa berbicara banyak. Jika melihat statistik gol, maka, pemain yang paling berkontribusi untuk Los Blancos hanyalah Karim Benzema.

Pemain asal Prancis ini sempat moncer di awal musim namun menurun di pertengahan musim, dan ini yang kemudian membuat performa Madrid juga kacau. Namun, ketika Benzema kembali mampu mencetak gol, hasil laga yang dijalani Madrid juga membaik. Ditambah lagi dengan kembalinya Zidane ke kursi pelatihan setelah El Real mendepak Julen Lopetegui dan Santiago Solari yang sebelumnya secara bergilir menggantikan peran Zizou di musim lalu.

Kekrisisan ini tentunya membuat Real Madrid tidak mampu menandingi konsistensi Barcelona. Siapa yang bisa menahan Barcelona dengan kualitas permainan tim yang tidak konsisten?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline