Lihat ke Halaman Asli

Fery Deddy Fahriza

Music is my soul

Apakah Tiongkok Benar-benar Negara Penjajah Baru di Indonesia?

Diperbarui: 12 November 2020   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.straitstimes.com

Kehadiran Tiongkok atau China telah lama singgah di Indonesia. Hal ini disebabkan beberapa sektor di Indonesia erat dengan Tiongkok. Sebut saja seperti budaya, pendidikan, bahasa, produk, dan kerjasama bilateral. Dari kerjasama ini, dihasilkan simbiosi mutualisme di berbagai bidang seperti pembangunan, ekonomi, hingga investasi. 

Lalu, dengan adanya kedekatan antara Indonesia dengan Tiongkok tersebut, lantas apakah kita pernah berpikir bahwa, "benarkah Tiongkok adalah wajah baru penjajah di Indonesia?". Mari kita bedah terlebih dahulu satu persatu. 

Awal Kekerabatan

Mari kita kembali di era tahun 50, tepatnya di tahun 1950. Saat itu, hubungan resmi Indonesia serta Tiongkok telah diakui oleh dunia. Ini adalah tanda dari Presiden Ir. Soekarno menunjukkan komitmen politik LN (Luar Negeri) Indonesia yang bebas aktif. 

Puncak keakraban antara Indonesia-Tiongkok adalah revolusi Ir. Soekarno dengan Presiden Tiongkok, Mao Zedong. Tonggak hubungan Indonesia-Tiongkok ini ditandai dengan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955, lalu perjanjian persahabatan dan kerjasama kebudayaan di tahun 1961, dan Ganefo di tahun 1963. 

Hubungan Tiongkok-Indonesia Kandas

Layaknya hubungan asmara, kekerabatan antara Indonesia-Tiongkok harus berakhir semenjak rezim Orba (Orde Baru) berdiri gantikan Orde Lama. Akan tetapi, pada tahun 1990 ditandatangani sebuah nota kesepahaman pemulihan hubungan diplomatik antara Indonesia-Tiongkok. 

Cinta Lama Bersemi Kembali

Seiring berjalannya waktu dan perubahan kepemimpinan, hubungan Indonesia-Tiongkok makan meluas pada era BJ Habibie. Hal ini berlanjut pada pemerintahan Gus Dur (Abdurrahman Wahid) yang bekerjasama dalam berbagai sektor. 

Salah satunya menukar LNG Indonesia dengan produk Tiongkok. Selain tu, Tiongkok juga memberikan bantuan sejumlah 5 miliar dollar AS serta fasilitas kredit 200 juta dollar AS untuk kemudian dialokasikan pada bahan makanan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline