Lihat ke Halaman Asli

Dee Daveenaar

Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

BPJS Jadi Tameng Biaya Pengobatan Mahal

Diperbarui: 30 Mei 2021   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: IG BPJS Kesehatan

Beberapa hari lalu berita Pak Ogah mengalami penyumbatan pembuluh darah di kepala mewarnai media online serta media kaca. Pak Ogah adalah pengisi suara dari serial Laptop si Unyil, sayangnya beliau terpaksa memutuskan keluar dari Rumah Sakit kendati penyakit belum sembuh karena sudah tidak kuat menanggung biaya. Kepesertaannya di BPJS sudah mati karena selama 3 tahun tidak membayar iuran.

Masalah biaya rumah sakit juga dialami almarhum comedian Saprie yang saat terbaring di ICU karena diabetes dengan gula darah hingga 1000. Penanganan medis selanjutnya adalah melakukan operasi yang berbiaya Rp. 700 juta. Dion -- adik alm Saprie menyampaikan dalam satu acara di TV sembari menangis, "Kami tidak memiliki uang sebanyak itu."

Cerita dari Opie Kumis -- rekan kerjanya yang mengatakan bahwa Saprie itu demen minum manis dan susah untuk dinasehati, belum lagi rekan yang lain mengatakan bahwa Saprie selama bekerja sering mengompres kepalanya dengan es karena terasa sakit sekali. Tak heran memang jika gula darah mencapai 1000, saat gula darah kakak saya mencapai 800, dia langsung black out dan perlu dirawat inap di rumah sakit hingga sebulan. Ketika akhirnya sembuh, internist yang merawatnya mengatakan,

"Ibu harus mengucap syukur pada Tuhan karena sudah diberi kesembuhan serta masih diberi kesempatan untuk hidup. Ingat baik-baik, Bu."

Setelah itu tiap pagi gula darahnya diperiksa di poli kesehatan kantornya. Beruntung masalah biaya kesehatannya ditanggung oleh BPJS perusahaan kantor suaminya.

Jadi bisa dibayangkan bagaimana sakitnya orang yang gula darahnya mencapai 1,000.

Di lain pihak teman saya sharing untuk kedua kalinya soal anaknya yang baru berusia 3 tahun sedang terbaring tak sadarkan diri di ICU RSCM selama 10 hari. Entah sakit apa yang diderita namun semua berawal saat anaknya menderita diare. Lantas anak kecil itu pingsan hingga dibawa ke RS dan sudah 10 hari belum juga sadar. Awalnya teman saya sekedar memberitahu dan meminta doa. Namun di hari ke 10 itu, dia merasa mulai kewalahan dengan biaya. Yap, perawatan di ICU memang butuh biaya besar. Beberapa tahun lalu ketika anggota keluarga masuk ICU RS swasta besar, biaya/ harinya Rp. 3 juta. Harusnya sih biaya perawatan di ICU RSCM tidak sebesar itu namun tetap saja ada biaya yang harus dikeluarkan.

Saya hanya bisa bicara dalam hati, "Ah seandainya saja kau ikut BPJS, bebanmu tak akan seberat ini, kawan."

Sungguh sayang saat ini banyak orang yang masih menolak mengikuti BPJS disebabkan adanya iuran yang harus dibayar tiap bulan. Mereka merasa rugi karena dalam posisi sedang sehat. Tapi begitu sakit datang, biaya silih berganti bermunculan -- baru menjerit.

Profile dari Satria Ratu Alamsyah (20) adalah salah satu dari sekian banyak peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang merasakan manfaat program pemerintah tersebut. Pemuda asal Kelurahan Sukamaju ini sudah menjadi peserta JKN-KIS sejak tahun 2018 dengan jenis kepesertaan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 3.

Tak lama sejak terdaftar, Satria mengatakan Ia mengalami sakit gigi yang berawal karena terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi. Karena sakit yang sudah tak tertahankan membuat Satria akhirnya memilih untuk berobat ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Untuk pengalaman pertama berobat menggunakan Program JKN-KIS, Satria mengaku sangat puas selama mendapatkan pelayanan sampai dengan selesai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline