Lihat ke Halaman Asli

Hendrikus Dasrimin

TERVERIFIKASI

Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Antara Manajemen Pendidikan dan Filsafat

Diperbarui: 12 September 2022   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Filsafat (Sumber: Kompas.com)

 

Latar Belakang Filsafat Ilmu

Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat tentang ilmu pengetahuan), yang mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan jenis pengetahuan yang memiliki ciri tertentu. Secara tekhnis, filsafat ilmu dibagi menjadi filsafat ilmu alam dan filsafat ilmu sosial. Pembagian harus dipahami dengan pembatasan masing- masing bidang yang ditelaah.

Filsafat ilmu secara sistematis dapat meletakkan dasar, dan memberikan arah bagi perkembangan ilmu maupun usaha ilmuwan untuk mengembangkan ilmu. Dengan mempelajari filsafat ilmu, maka proses pendidikan, pengajaran, dan penelitian dalam cang ilmu tertentu menjadi lebih mendalam.

Tujuan filsafat ilmu adalah 1. Memperdalam unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh dapat dipahami sumber, hakikat, dan tujuan dari ilmu, 2. Memahami sejarah perkembangan serta kemajuan ilmu di berbagai bidang sehingga diperoleh gambaran proses penemuan keilmuan dari jaman Yunani kuno sampai postmodernisme; 3 Mempertegas sikap bahwa antara ilmu dan agama sesungguhnya tidak ada pertentangan.

Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologis.

 Obyek Filsafat

Filsafat mempunyai dua objek kajian yaitu objek material dan objek formal.

a. Objek Material 

Obyek material adalah suatu kajian penelaahan atau pembentukan pengetahuan, yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Objek materiil filsafat ini mencakup hal-hal yang konkret maupun yang tidak konkret. Dengan demikian, Louis O. Kattsoff dalam Burhanuddian Salam (1988), menyatakan bahwa lapangan kerja filsafat itu sangat luas, yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia. Begitu luasnya kajian atau objek filsafat ini menyangkut hal-hal yang tampak fisik maupun psikis.

Hal-hal fisik adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun yang dalam kemungkinan. Hal fisik juga meliputi alam semesta, semua keberadaan, masalah hidup, dan masalah manusia. Sedangkan hal-hal yang psikis atau non fisik adalah hal-hal yang berkaitan dengan Tuhan, kepercayaan, norma-norma, nilai, iman dan lain-lain.

b. Objek Formal Filsafat

Obyek formal filsafat merupakan usaha mencari keterangan secara radika tentang obyek material filsafat (segala sesuatu yang dipersoalkan filsafat). Menurut Lasiyo dan Yuwono (1985), objek formal filsafat adalah sudut pandang menyeluruh, yang secara umum dapat mencapai hakikat dan objek materiilnya. Jadi objek formal filsafat membahas objek materiilnya sampai ke hakikat atau esensi dari yang dibahasnya.

Pentingnya para ilmuwan dalam menguasai cara berpikir filosofis

Para ilmuwan dituntut untuk memili kerangka berpikir filosofis. Dapat dikatakan bahwa seseorang tidak akan mengetahui sesuatu hal tanpa menggunkan filsafat dan tidak akan menguatkan pada ilmunya.

Dengan berpikir filsosofis, seorang ilmuwan dapat menjadi manusia yang utuh, yakni yang mampu berpikir mendalam, rasional, komunikatif. Ia akan memiliki pengetahuan yang luas dan logis, karena salah satu tugas filsafat merupakan usaha akal manusia yang teratur dan taat asas menuju penemuan keterangan tentang pengetahuan yang benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline