Lihat ke Halaman Asli

Rahmat Saleh Hutasuhut

Indo-Student Abroad, Translator, Pemerhati, Pemuisi

Seperti Sepah

Diperbarui: 13 Mei 2024   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://www.pinterest.com/pin/828873506428148547/

Selama ini kenal sekadar kenal
Main sekadar main
Kumpul sekadar kumpul
Antara kita belum terjadi tolong-kebutuhan

Orang-orang ujar begitu-begini
Mengenaimu
Lagu-lagu bising gubris menidakkan
Kepercayaan
Kita ada saat kau butuh
Kau tiada saat kita perlu

Rasa-rasanya kita bukan orang
Saling mengasihi
Kata pertemanan pun tak pantas melekat
Antara kita
Harusnya saling mengerti-membantu.
Ternyata kita hanyalah orang asing
yang kebetulan saling mengenal

Tiga bukti menyanyikan lagu busuk itu
Bait pertama saling janji jumpa
Mal yang katamu terbesar dan tertinggi
Banyak orang-orang terkenal di dalamnya
Ialah permintaanmu di sana
Iya-iya saja rute yang berbelit menjauh.
Masih kumaklumi

Bait kedua pinjaman kertas nilai
Berwarna biru berkosong empat
Buat supirmu bahagia
Menunggumu, aku, dan sepupumu
Pelunasan kukira tiba lalu-lalu

Bait ketiga aku dan sepupumu pulang
Ke rumah asal
Bermotor jasa dan kau bermobil punya
Tidakkah kau mempertuan hati dan rasa
Tempatku dan sepupumu serupa
Menjadi pertimbangan agar
Kami pulang dihantarkan
Tampaknya mobilmu lebih besar dari hatimu

Bait keempat keliling-jalan
Senayan Mal, Sate Taichan, Plaza Senayan
Membersamaimu dan ibumu seharian
Pulang yang kukira dihantar di kediaman
Malah kau buang dan kau telantarkan
Tepat di jln. K. H. Mas Mansyur
Berjarak 2,1 kilo meter
Dari hunianku

28 Feb, 2024.

Jakarta




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline