Lihat ke Halaman Asli

Upaya Nyata Pemerintahan Presiden Jokowi Wujudkan Kemandirian Bangsa di Sektor Energi

Diperbarui: 14 Juli 2018   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dengan semangat Trisakti Soekarno, pemerintahan Presiden Joko Widodo  terus berusaha meningkatkan kemandirian bangsa. Salah satunya di bidang  energi dengan mengurangi impor minyak dan gas (migas).

Untuk bisa mengurangi ketergantungan impor, maka tak ada pilihan lain  bagi pemerintah untuk mengoptimalkan sumber energi dalam negeri. Oleh  karena itu, perbaikan dan peremajaan sumber minyak dan gas menjasi  sangat penting.

Realisasinya PT Pertamina (Persero) telah meresmikan 3 proyek minyak dan  gas bumi, yakni proyek pengoperasian Residual Fluid Catalytic kracking  (RFCC) di dan Proyek Langit Biru Cilacap, serta peremajaan dan  peningkatan kapasitas produksi di Kilang Cilacap, Jawa Tengah.

Ketiga proyek ini dapat membuat BUMN ini hemat US$ 15,6 juta/hari atau  sekitar Rp 213,7 miliar (kurs Rp 13.700). Penghematan tersebut didapat  dari penghematan impor BBM, elpiji, dan lainnya. Selain itu, penghematan  ini juga bisa meningkatkan pendapatan Pertamina.

Saat ini, PT Pertamina (Persero) memang perlahan telah mulai mengurangi  kegiatan impor Bahan Bakar Minyak (BBM), baik untuk jenis premium maupun  solar. Untuk premium, Pertamina mengaku telah berhasil menurunkan impor  hingga 30%.

Sementara untuk solar, Pertamina saat ini hanya mengimpor 1% kebutuhan  solar dalam negeri. Hal ini terus menurun dari sebelumnya pada 2014  sebesar 21% dan 2015 hanya sekitar 8%.

Penurunan impor itu sendiri, karena perseroan telah berhasil membangun  kilang baru dan melakukan upgrading kilang-kilang minyak yang dimiliki  BUMN migas seperti di atas. Ini merupakan langkah nyata pemerintah  mendorong kemandirian bangsa di sektor energi.

PT Pertamina (Persero) sendiri menargetkan pada 2023, Indonesia terlepas  dari beban impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Bahkan, Indonesia berpotensi  ekspor BBM apabila produksi kilang-kilang minyak dalam negeri berlebih.  Kemungkinan besar nanti tujuan ekspor paling awal adalah negara-negara  yang berada di wilayah ASEAN.

Upaya di atas merupakan salah satu langkah pemerintahan Presiden Jokowi  untuk membuat Indonesia menjadi negara yang kuat, berdaya, dan besar.  Mengurangi ketergantungan impor dengan meningkatkan kapasitas produksi  minyak dan gas dalam negeri akan memuat kita swasembada energi.

Kita akan dukung total upaya pemerintah di atas. Karena bagaimanapun  akan menjadi kebanggaan anak-cucu kelak bila kita bukan lagi 'tukang  impor' migas, melainkan pengekspor migas. Mengingat negara kita ini  sangat kaya akan sumber daya alam. Kita harus kelola dengan benar untuk  kesejahteraan seluas-luasnya bagi seluruh rakyat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline