Dengan semangat Trisakti Soekarno, pemerintahan Presiden Joko Widodo terus berusaha meningkatkan kemandirian bangsa. Salah satunya di bidang energi dengan mengurangi impor minyak dan gas (migas).
Untuk bisa mengurangi ketergantungan impor, maka tak ada pilihan lain bagi pemerintah untuk mengoptimalkan sumber energi dalam negeri. Oleh karena itu, perbaikan dan peremajaan sumber minyak dan gas menjasi sangat penting.
Realisasinya PT Pertamina (Persero) telah meresmikan 3 proyek minyak dan gas bumi, yakni proyek pengoperasian Residual Fluid Catalytic kracking (RFCC) di dan Proyek Langit Biru Cilacap, serta peremajaan dan peningkatan kapasitas produksi di Kilang Cilacap, Jawa Tengah.
Ketiga proyek ini dapat membuat BUMN ini hemat US$ 15,6 juta/hari atau sekitar Rp 213,7 miliar (kurs Rp 13.700). Penghematan tersebut didapat dari penghematan impor BBM, elpiji, dan lainnya. Selain itu, penghematan ini juga bisa meningkatkan pendapatan Pertamina.
Saat ini, PT Pertamina (Persero) memang perlahan telah mulai mengurangi kegiatan impor Bahan Bakar Minyak (BBM), baik untuk jenis premium maupun solar. Untuk premium, Pertamina mengaku telah berhasil menurunkan impor hingga 30%.
Sementara untuk solar, Pertamina saat ini hanya mengimpor 1% kebutuhan solar dalam negeri. Hal ini terus menurun dari sebelumnya pada 2014 sebesar 21% dan 2015 hanya sekitar 8%.
Penurunan impor itu sendiri, karena perseroan telah berhasil membangun kilang baru dan melakukan upgrading kilang-kilang minyak yang dimiliki BUMN migas seperti di atas. Ini merupakan langkah nyata pemerintah mendorong kemandirian bangsa di sektor energi.
PT Pertamina (Persero) sendiri menargetkan pada 2023, Indonesia terlepas dari beban impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Bahkan, Indonesia berpotensi ekspor BBM apabila produksi kilang-kilang minyak dalam negeri berlebih. Kemungkinan besar nanti tujuan ekspor paling awal adalah negara-negara yang berada di wilayah ASEAN.
Upaya di atas merupakan salah satu langkah pemerintahan Presiden Jokowi untuk membuat Indonesia menjadi negara yang kuat, berdaya, dan besar. Mengurangi ketergantungan impor dengan meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas dalam negeri akan memuat kita swasembada energi.
Kita akan dukung total upaya pemerintah di atas. Karena bagaimanapun akan menjadi kebanggaan anak-cucu kelak bila kita bukan lagi 'tukang impor' migas, melainkan pengekspor migas. Mengingat negara kita ini sangat kaya akan sumber daya alam. Kita harus kelola dengan benar untuk kesejahteraan seluas-luasnya bagi seluruh rakyat.