Lihat ke Halaman Asli

daniel lopulalan

Student of life

Lincah Bergerak Bak Muhammad Ali Saat Covid

Diperbarui: 19 Mei 2020   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mulai menulis lagi setelah sekian lama absen. Selalu ada hal yang baru yang sangat menarik untuk ditulis. Salah satunya tentang post covid. Apa yang harus dilakukan setiap pelaku usaha untuk mengantisipasi hal ini. 

Hal yang teringat adalah kenyataan bahwa Covid membawa perubahan pola pikir yang harus jauh lebih lincah daripada sebelumnya. Saya belum pernah melihat bahwa saat ini orang yang berpikir jangka panjang menjadi sangat kebingungan karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. 

Bukan berarti berpikir jangka panjang tidak boleh, tapi ternyata berpikir jangka panjang yang mengasumsikan bahwa dalam horison waktu yang panjang itu tidak ada yang berubah itulah yang menjebak seseorang jadi kebingungan. Longterm mindset harus, tapi kelincahan yang taktis juga perlu.

Dalam prakteknya hal ini agak sulit untuk dilakukan. Biasanya pelaku usaha memiliki cash to cash cycle atau siklus perputaran uang sekitar 3 sd 5 bulan. 

Pada saat itu uang menjadi barang, transaksi barang bisa langsung menjadi cash atau mesti menunggu 2 bulan untuk menjadi uang lagi. dan seterusnya. cash flow diatur ketat untuk jangka waktu tersebut. 

Bisa dibayangkan bila tiba-tiba terjadi kemacetan karena barang tidak laku terjual, atau pembayaran tidak cair, maka nafas usaha akan habis karena dalam waktu yang berjalan biaya operasional berjalan terus. 

Nafas inilah yang dibutuhkan dalam kelincahan yang taktis bak kaki lincah petinju Muhammad Ali. Nafas ini bisa berarti cash flow, bisa berarti mental yang positif, kreativitas yang berlimpah, ataupun kesehatan yang prima. Catatan penting : Nafas tidak selalu uang.

Kakak saya yang seorang penulis dan konsultan pemberdayaan masyarakat awalnya merasa mati kutu karena kehilangan waktu banyak untuk bertemu dengan banyak rekan kerja yang biasanya dilakukan dengan mobilisasi fisik menggunakan motor, mobil atau pesawat. 

Dalam ke-matikutu-annya itu, dia menemukan oase dalam bentuk aplikasi video conference yang membantunya untuk berinteraksi dengan banyak rekan kerjanya di tempat yang berjauhan. 

Bahkan tempat yang tidak diduga seperti rekan kerjanya di Eropa yang awalnya sangat mahal untuk sekedar berinteraksi, saat ini menjadi sangat murah dan efektif. Kakak saya sudah bergerak lincah bak penari di ring tinju.

Istri saya yang seorang konsultan SDM juga menambah banyak wawasan dengan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-temannya via seminar webinar yang semakin sering diadakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline