Lihat ke Halaman Asli

Jossephine Daniella Iki

Universitas Negeri Yogyakarta

Pustakawan Ini, tapi Siapa Mereka?

Diperbarui: 18 November 2022   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi perpustakaan yang nyaman |  Foto: Yuniadhi Agung/Kompas 

Kota Tembakau nama panggungnya, nama aslinya Temanggung, sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang super dingin dan terkenal nikmat hasil tembakaunya. 

Meskipun biasanya dingin, mungkin hari itu matahari menjelma jadi lima, atau bahkan jadi sembilan seperti rubah ekor sembilan yang menyatu dengan jiwa naruto, kurang lebih begitulah perumpamaan yang pas untuk mengungkapkan bahwa hari itu Temanggung benar-benar panas. 

Saat tengah panasnya Temanggung hari itu, aku memutuskan untuk berjalan-jalan ke alun-alun dengan tujuan menenangkan pikiran yang sedang penuh problema tentang asmara dan perkuliahan tingkat akhir. 

Setibanya di alun-alun kota, aku merasa tidak menemukan makanan atau tontonan yang sesuai maksud hati. Tanpa tujuan yang pasti motor tuaku memilih melanjutkan perjalanan ke arah Taman Kartini. 

Entah angin panas apa yang menggiring motorku hingga merayuku untuk pergi ke Taman Kartini. Satu-satunya yang memikat mataku adalah es buah di Taman Kartini. 

Usai memarkir motor, segera saja aku memesan es buah yang membuat jatuh cinta pada pandangan pertamaku saat tiba di Taman Kartini. Sembari menyantap es buah, aku melihat-lihat area sekitar Taman Kartini, ternyata tidak ada yang menarik hatiku. 

Seluruh taman nampak seperti taman pada umumnya, ramai pedagang dan beberapa gerombolan anak-anak sedang bermain. Ada juga remaja yang sedang nongkrong penuh canda gurau lengkap dengan seragam putih biru yang masih melekat. 

Es buah mulai habis, bagiku yang mengidap hipotensi tentu saja masih tersisa beberapa potong semangka. 

Lagi-lagi hatiku merasa tidak nyaman, kini dibarengi rasa pusing dikepala, mungkin hipotensi mulai kumat. Lengkap sudah penderitaan hari ini, Temanggung dengan sembilan matahari, kondisi hati riuh, dan hipotensi kumat. 

Dengan sedikit sempoyongan aku melangkah menuju parkiran dengan tujuan pulang. Memang mau kemana lagi? Aku merogoh saku celana dan meraih kunci motor, memakai helm kuning kesayangan, dan siap menyalakan mesin. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline