Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Anies Baswedan Terancam Kalah Sebelum Bertarung; NasDem Terancam Menjadi Parpol Nonparlemen

Diperbarui: 18 November 2022   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketum Partai Nasdem Surya Paloh dan Anies Baswedan saat deklarasi Anies sebagai bakal capres di Nasdem Tower, Jakarta, 3/10/2022 (Kompas.id)

Dengan tersenyum lebar dan mata berbinar-binar bakal calon presiden dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) Anies Baswedan menyampaikan kepada sejumlah wartawan di Jakarta Convention Center (JCC), pada 10/11/2022, mengenai betapa antusiasnya masyarakat di Sumatera Utara (Medan) saat menyambut kedatangannya di sana (4/11/2022). Mantan Gubernur DKI Jakarta yang ahli menata kata itu mengilustrasikan massa yang menyambutnya itu "bagaikan air bah".

Padahal Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sendiri sedang galau dan stres berat, nyaris frustrasi. Gegara terlalu terburu-buru dan sembrono mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres, NasDem terancam terpuruk menjadi partai gurem tanpa kursi di parlemen pada Pemilu 2024.   

Sementara itu rencana koalisi antara NasDem dengan PKS dan Partai Demokrat juga terancam gagal, karena berbagai faktor. Di antaranya, masing-masing mengedepankan ambisinya yang satu terhadap yang lain saling bertentangan. PKS ngotot Ahmad Heryawan (Aher) yang harus menjadi calon wapres pendamping Anies, demikian juga Demokrat ngotot harus Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menjadi calon wapres.  

Salah satu saja dari kedua parpol itu tidak ikut berkoalisi, maka pendeklarasian Anies sebagai bakal capres tersebut akan sia-sia. Karena syarat ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold ) yang 20 persen dari jumlah kursi di DPR hasil Pemilu 2019 tak terpenuhi.

Pada Pemilu 2019 Nasdem hanya mendapat 9,05 persen, PKS 8,21 persen, dan Partai Demokrat 7,77 persen.

Selain itu, seperti yang dikatakan sendiri oleh Surya Paloh,  sampai saat ini tak ada satu pihak pun yang bersedia menjadi pemodal dari pencalonan Anies sebagai presiden di Pemilu 2024 itu, baik pemodal kecil, menengah, apalagi pemodal besar.  Tentu saja pemodal alias bandar politik itu menganggap Anies bukan sosok yang pantas "diinvetasikan".

"Ini kan apes ini, pemodal besar tidak ada, pemodal kecil tidak ada," keluh Surya Paloh (14/11/2022)

Tambah apesnya lagi, hasil survei dari berbagai lembaga survei pun menunjukkan elektabilitas Partai NasDem terus merosot sampai di bawah ambang batas parlemen.

Boro-boro meraih keuntungan efek ekor jas (coat-tail effect) dari pendeklarasian Anies sebagai bakal capres itu, sebagaimana diharapkan Surya Paloh. Setelah pendeklarasian itu elektabilitas NasDem justru terus melorot tajam sampai di bawah ambang batas parlemen (parliamentary threshold) yang 4 persen itu. Berada di bawah PKS dan Partai Demokrat. Terancam menjadi partai gurem non-parlemen dari hasil Pemilu 2024. Alias tanpa kursi di DPR.

Surya pun sempat berkeluh pasrah, tak berani menjamin Anies kelak bisa diusung sebagai capres di Pemilu 2024. "Apa boleh buat," ujarnya, seperti dikutip Majalah Tempo.

Di Pemilu 2019 NasDem meraih 9,05 suara, berada di posisi kelima, di atas PKS (8,21 persen) dan Demokrat (7,77 persen). Sedangkan dari berbagai hasil survei terbaru dengan asumsi seandainya pemilu dilakukan sekarang, elektabilitas NasDem justru nyungsep, berada di bawah PKS dan Demokrat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline