Lihat ke Halaman Asli

Daniel Hasiholan Tambunan

Seorang Mahasiswa Komunikasi

Kisah Mereka, Manusia Silver

Diperbarui: 19 Juni 2021   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Badan mengkilap lalu berpose seakan-akan menjadi patung itulah manusia silver. Nurhadi, seorang manusia silver yang selalu berada di perempatan lampu merah Rawa Mangun, Jakarta Timur.

Pria berusia 42 tahun ini bekerja sebagai manusia silver semenjak ia tak lagi bekerja di PDAM Dinas Tata Air Jakarta. Memulai sebagai pengamen jalanan, ia menafkahi keluarganya. Mempunyai 1 seorang dan dikarunai seorang putri, ia tekun bekerja sebagai pengamen jalanan. Kehidupan terus berjalan, sang istri pun ikut serta dalam pekerjaan Nurhadi. 

Menurutnya hasil dari mengamen tidaklah cukup, ia kemudian banting stir menjadi seorang manusia silver. Manusia silver adalah pilihannya sekaligus profesi ia hingga sampai saat ini. Alasan ia ingin menjadi manusia silver karena menurutnya manusia silver adalah suatu seni yang unik dan belum tentu semua orang mau mewarnai tubuhnya dengan warna silver penuh dan mau memperagakan menjadi sebuah patung untuk beberapa menit di lampu merah.  

Nurhadi memulai menjadi manusia silver pada jam siang hari sampai sore hari menjelang maghrib. Ketika sehabis pulang sekolah, ia ditemani oleh puterinya. Seringkali ia berbagi tugas dengan puterinya, ia menjadi seorang patung lalu puterinya berjalan dari kendaraan ke kendaraan lain meminta uang dengan membawakan bekas kaleng cat kosong. 

Terkadang puterinya juga ikut seperti ayahnya memperagakan sebuah patung namun dirinya tidak mewarnai tubuhnya. Ia bercerita bahwa menjadi seorang manusia silver tidaklah mudah, ia mengatakan bahwa sekarang manusia silver sudah dipandang sebelah mata karena begitu banyak kasus pemerasan yang dilakukan manusia silver yang mengakibatkan berujung dengan tindakan kriminal.

Nurhadi sangat menyanyangkan perilaku yang dilakukan oknum manusia silver lainnya. Ia seringkali menegur secara baik-baik bahkan secara keras kepada oknum manusia silver lainnya ketika ia bertemu bahkan menjalankan manusia silver secara bersama dengan lainnya. Ketika ditanya, ia tidak seperti pada oknum manusia silver lainnya,  ia hanya bekerja tulus dan sukacita sebagai manusia silver karena manusia silver adalah pilihannya. "Saya mah nggak dikasih ya tidak apa-apa, kalau dikasih ya alhamdullilah. Terima saja yang penting halal saya melakukannya. Intinya bersyukur saja."

Cerita Nurhadi memberi penjelasan bahwa nggak semua manusia silver itu negatif dan seolah-olah melakukan pemerasan seperti apa yang dibicarakan oleh orang-orang. Memang masih ada manusia silver yang tidak jelas dalam kegiatannya hanya meminta-minta saja tanpa memberikan pertujukan dahulu. Jika tidak diberikan uang, biasanya akan marah bahkan bisa mengancam. Hal seperti itu yang tidak dilakukan oleh Nurhadi justru sangat disayangkan oleh dirinya. Ia selalu mengajak untuk tidak melakukan hal buruk yang membuat manusia silver itu dipandang sebelah mata dan tidak punya kesan buruk lagi bagi orang lain.

Menurutnya manusia silver adalah bagian seni jadi harus dijaga baik-baik. Tetap bersyukur jika mendapat lebih, kurang, dan cukup karena rezeki sudah diatur oleh Sang Pencipta. Kisah hidupnya menjadi inspirasi apa artinya bersyukur, memperjuangkan yang seharusnya layak diperjuangkan, arti keluarga,
dan berusaha menjadi "impact" untuk dirinya, keluarga, orang lain, dan komunitasnya.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline