Lihat ke Halaman Asli

Penerimaan Siswa Sistem Zonasi, Belum Waktunya di Terapkan!

Diperbarui: 1 Juli 2019   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia pendidikan semakin tahun semakin maju. Tapi, tidak diikuti dengan kemajuan berpikir ideal. Salah satunya adalah penerapan sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru.

Saya berpikir sederhana saja dengan melihat dampak postif dan negatifnya. Secara umum dampak positifnya memang lebih banyak, kedepan semua sekolah memiliki standar yang sama, tidak ada lagi kompetisi yang serius dalam memutuaskan sekolah favorite, mengirit biaya bagi siswa yang jauh rumahnya ke sekolah yang saat ini mungkin mereka banggakan.

Namun secara teknis ini belum saatnya di terapkan terlalu tergesa - gesa! Alasan sederhana tentu harus menjadi pertimbangan mengapa harus di kaji ulang banyak hal yang memang harus di teliti dulu.

DAMPAK !

Tentu saja dalam hal ini, dampak yang sangat kerasa sangat banyak sekali beberapa point ini bisa menjadi sedikit cermin di lapangan disamping banyak fakta lain yang tidak bisa saya ungkap.

1. Keluhan wali murid yang anaknya tidak bisa masuk ke sekolah favorite gara gara domisili jauh dari lokasi sekolah padahal si anak dari SD sampai SMP misalkan juara kelas terus.

Kenapa ini menjadi sebuah masalah ? Simplenya semua orang tua mengahbiskan biaya banyak dalam menyewa guru les, private, ikut bimbingan belajar dengan harga selangit hanya demi mengejar sekolah SMP, SMA favorite misalkan. 

Ujug ujug ada praturan seperti ini. Pupuslah harapan mereka melihat anaknya bisa masuk dan bersaing dengan teman teman yang memang stara dari sisi kognitif dalam hal mendapatkan materi lebih di sekolah unggulan.

KENAPA HARUS DITUNDA

Banyak alasan yang memang membuat sistem penerimaan zonasi ini ditunda:

1. Sebuah niat yang baik tanpa perencaanaan dan kajian yang tepat memang hasilnya tidak akan maksimal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline