Lihat ke Halaman Asli

Hendry Gunawan

Sang Pemimpin

UNBK Antara Kebanggaan dan Keterpaksaan

Diperbarui: 29 Januari 2017   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

UNBK akan memasuki tahun ke 3 dan bagi kami di SMK Negeri 1 Bengkulu Selatan ini adalah tahun ke dua kami melaksanakannya. Masih tersimpan dalam ingatan di awal tahun 2016 sarana dan prasarana belum mencukupi untuk pelaksanaan UNBK. Hanya ada satu server dan beberap unit PC yang ada di Laboraturium komputer. Mungkin karena kenekatan kepala sekolah waktu itu Lasman, S.Pd, UNBK dapat dilaksanakan di sekolah kami.

Selain sarana dan prasarana yang kurang, tenaga SDM pun tidak mencukupi. Di kota kami untuk mendapat orang yang ahli dalam jaringan komputer bukanlah hal yang gampang sebagaimana di kota-kota besar yang ad di Indonesia. Ketika pelaksanaan simulasi yang kedua, mata pelajaran kejuruan di Jurusan Tata Busana tidak keluar sedangkan di lima jurusan lain soalnya keluar dan bisa diadakan simulasi. Ini membuat gelisah seluruh elemen yang ada di sekolah, bagaimana kalau pada hari H,  pelaksanaan UNBK ini masih terjadi. Ternyata hal tersebut karena salah pengisian kode jurusan.

Mungkin dianggap sukses oleh pemerintah (karena faktor integritas dan biaya)  maka program ini dilanjutkan dan sekolah penyelenggara pun ditambah, sekolah yang belum siap pun dipaksa untuk menumpang di sekolah lain. Dari media sosial yang ada, kesiapan mereka lebih parah di banding kami tahun lalu. Untuk diketahui ada beberapa kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bengkulu, sekolah tidak diperbolehkan mengambil sumbangan dari orang tua siswa/wali. Segala kebutuhan sekolah hanya dipenuhi oleh dana BOS. Dan pembelian laptop/PC terbatas penggunaan dana BOS. Ini yang membuat kepala sekolah berdenyut lebih kencang.

Beberapa catatan pelaksanaan UNBK bagi kami di Kabupaten Bengkulu Selatan :

1. Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menyatakan Ujian Nasioal akan dihapus. Pernyataan ini sedikit banyak membuat sekolah terlena dalam persiapan UJian Nasional           terutama UNBK. Banyak kepala sekolah yakin seyakinnya pelaksanaan Ujian Nasional akan dihapus.

2. Kebijakan Bupati yang melarang pungutan sekolah kepada orang tua siswa/wali untuk melaksanakan Ujian Nasional khususnya UNBK. Sedangkan pelaksanaan UNBK membutuhkan biaya     yang besar. Sehingga banyak kepala sekolah yang tidak berani untuk melaksanakan UNBK

3. Masih banyak sekolah terutama yang ada di luar ibukota kabupaten yang belum terhubung dengan kabel Telkom. Sehingga untuk jaringan hanya mengandalkan jaringan seluler. Padahal       ketika sinkronisasi dibutuhkan jaringan yang stabil dan jaringan seluler belum bisa diandalakan.

4. Tidak setiap sekolah punya SDM yang memadai dalam hal jaringan dan faham akan  tugas dan fungsi  proktor.

Melaksanakan UNBK jelas ada kebanggaan tersendiri, tapi menambah beban tenaga dan pikiran. Hanya satu harapan semoga UNBK-nya sukses tanpa halangan.

salam hormat untuk proktor dan teknisi di seluruh nusantara




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline