Lihat ke Halaman Asli

Damanhuri Ahmad

Bekerja dan beramal

Meski Berbeda Mulai Puasa, Kita Tetap "Badunsanak"

Diperbarui: 6 April 2022   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jamaah Shalat Tarwih di salah satu masjid di Kota Padang Panjang yang khusuk mendengar ceramah Ramadhan. (foto dok jasriman)

Perbedaan dalam memulai puasa, hampir berlaku setiap bulan Ramadhan di Kabupaten Padang Pariaman. Perbedaan itu berlaku seperti mutlak adanya.

Ramadhan tahun ini, perbedaan satu Ramadhan kembali terulang, dan bahkan perbedaannya sampai berselisih dua hari.

Ada tiga angkatan atau kelompok masyarakat di rantau Piaman ini yang berbeda tanggal satu Ramadhan-nya.

Kelompok pertama yang mulai puasa hari Sabtu, (2/4/2022) dengan Tarwih perdananya Jumat malam. Kelompok ini hampir di setiap kampung ada, dan masjidnya juga ramai.

Mungkin kelompok ini yang disebut dengan berpedoman kepada keputusan Tarjih Muhammadiyah. Bahkan, Muhammadiyah jauh hari telah menetapkan tanggal itu sebagai awal Ramadan 1443 H.

Ketetapan Muhammadiyah ini berdasarkan hisab atau perhitungan, yang telah menjadi rujukan dalam organisasi Islam yang lahir 1912 ini.

Kelompok yang kedua, adalah masyarakat yang menjatuhkan pilihan ibadahnya pada keputusan pemerintah, yang diputuskan dalam Sidang Isbat, bahwa satu Ramadhan jatuh pada Ahad.

Menurut pemerintah, penetapan satu Ramadhan hari Ahad itu adalah, perpaduan lewat hisap dan rukyatul hilal.

Kelompok yang mempedomani, baru Sabtu malam memulai Shalat Tarwih di masjid dan surau.

Kelompok yang terakhir, adalah masyarakat yang menamakan dirinya kaum Syathariyah. Mereka telah menetapkan hari Ahad untuk melihat bulan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline