Lihat ke Halaman Asli

Damanhuri Ahmad

Bekerja dan beramal

Bangunan Ramah Gempa Sangat Penting

Diperbarui: 17 Januari 2022   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Irigasi yang dibangun pascagempa dengan konstruksi ramah bencana. (foto dok damanhuri)

Kekuatan 6,7 SR gempa Banten beberapa hari lalu, berbanding sama dengan gempa Sumbar 2009 silam.

Tentu jumlah korban jiwa dan punahnya bangunan tidak sama. Gempa Sumbar menghancurkan Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman.

Belajar dari gempa besar 30 September 2009 tersebut, kini bangunan rumah masyarakat dibuat kokoh dan kuat.

Tak mudah roboh ketika hentakan gempa datang tanpa pemberitahuan. Seluruh rumah korban gempa, dibangun kembali dengan memakai konstruksi ramah bencana.

Beda dengan kondisi seperti sebelum gempa datang, banyak bangunan rumah yang tidak pakai cakar ayam. Tak ada besi penyangga, sehingga gempa datang dengan mudahnya bangunan itu rata dengan tanah.

Pengalaman pribadi saya kala itu. Rumah orangtua dan rumah mertua yang saya tinggali bersama keluarga punah oleh kuatnya goyang gempa 6,7 SR tersebut.

Lama bangkit dari keterpurukan itu. Butuh tenaga membersihkan sisa gempa yang menumpuk oleh bahan bangunan yang banyak kapurnya ketimbang semen.

Ada sebulan lamanya mengungsi, baru bisa kembali memulai bangunan. Ya, dimulai dengan kekuatan yang ramah gempa.

Ada kekuatan besi penyangga yang disebut dengan cakar ayam oleh orang tukang bangunan.

Belum lagi bangkit dari rasa trauma yang cukup menyayat hati. Hanya keimanan yang kuat membuat kita mampu keluar dari duka yang mendalam tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline