Lihat ke Halaman Asli

Damanhuri Ahmad

Bekerja dan beramal

Menjadikan Santri sebagai Arus Utama dalam Setiap Perubahan

Diperbarui: 7 November 2021   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peringatan Hari Santri Nasional dengan seminar di Ponpes Nurul Yaqin Al-Hidayah. (foto dok damanhuri)

22 Oktober 1945 Resolusi Jihad dikumandangkan oleh KH Hasyim Asy'ari, yang isinya setiap kaum muslimin wajib hukumnya melawan tentara Sekutu yang kembali ingin menjajah republik yang baru saja diproklamirkan kemerdekaannya oleh Bung Karno dan Bung Hatta.

Atas Resolusi Jihad itu pula, para santri bersama ulama maju tak gentar, melawan yang namanya penjajah. Ada yang gugur dalam pertempuran itu, tentu ada pula yang berhasil.

Yang jelas, secara umum perjuangan ulama dan santri serta masyarakat itu mampu menghadirkan perjuangan yang amat luar biasa hasilnya, yang kita nikmati hari ini.

Peristiwa itu amat bersejarah, terutama di lingkungan Nahdlatul Ulama, yang saat ini tentu sudah menjadi bagian dari perjuangan bangsa itu sendiri. Sehingga tanggal itu ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional oleh Presiden Joko Widodo.

Pemerintah telah memberikan porsi yang luar biasa untuk kaum sarungan untuk terus berkreasi, bertumbuh dan berkembang dengan dinamika kitab klasiknya yang amat sesuai dengan segalam zaman.

Santri, yang kalau di Minangkabau juga disebut sebagai "orang surau" tentu menjadi bagian dari anak bangsa yang di dalam diri tertonggok kewajiban menjaga keutuhan NKRI ini.

Begitu berat tantangan kaum santri zaman dulu menghadapi zamannya yang penuh dengan intimidasi, butuh kekuatan fisik dan segala macamnya untuk bisa menang dan sukses dalam perjuang tersebut.

Hidup adalah tantangan. Butuh perjuangan. Tak terkecuali kaum santri itu sendiri. Tentu perjuangan ulama dulu bersama santrinya jadi motivasi tersendiri oleh kita santri dan ulama hari ini, untuk mempertahan kebaikan ada sejak dulu, dan mentermahkan perjuangan ulama dulu itu dengan konteks kekinian, sesuai dengan situasi dan kondisi zaman yang kita hadapi.

Tantangan sekarang, santri perpacu dengan waktu. Mari kita jadikan hari santri sebagai renungan dalam melangkah dan berbuat di tengah masyarakat lingkungan kita.

Digitalisasi kita nikmati dan kita jadikan sebagai sarana perjuangan. Jadikan itu sebagai garda depan kita dalam menumbuh-kembangkan ajaran Islam yang rahmatan lilalamin, diterima semua umat dan golongan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline