Lihat ke Halaman Asli

Keluarkan Duit Saat Tahun Baru? Udah Gak Zaman Bro…!

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eksistensi dan Rutinitas Tahun Baru

Momentum pergantian tahun tinggal menghitung jam. Tahun masehi 2013 akan segera berlalu dan digantikan oleh angka 2014. Dan otomatis, kalender-kalender kegiatan telah berubah, meski rutinitas hampir saja sama, monoton.

Perhelatan dan pesta perayaan tahun baru (yang dianggap sakral dan besar) bagi sebagian orang hanyalah satu dari sekian rutinitas kita dalam satu tahun berjalan. Coba kita tengok sedikit ke belakang. Apa yang kita lakukan setiap tahun baru? Apakah kita juga termasuk orang yang merayakan tahun baru atau tidak?

Di zaman yang serba canggih sekarang ini, media sosial sangatlah ampuh untuk memberikan “virus” kepada khalayak ramai tentang kejadian yang sedang terjadi. Tanpa menunggu waktu lama, kita sudah bisa tahu apa yang terjadi di daerah X maupun Z dalam waktu yang bersamaan. Nah, apakah kita termasuk orang yang gemar mengumbar gambar untuk menunjukkan eksistensi ke”tahun-baru”an via Facebook, Twitter, Instagram, Path, atau media sosial lainnya?

Tahun Baru dan Budaya Boros

Menurut penulis, merayakan suatu momen tak ada salahnya. Siapapun berhak atas itu. Tak ada aturan tertulis yang melarang. Namun, kadang kita lupa satu hal. Bahwa masih banyak saudara kita di luar “lingkaran” kita yang terbelit dengan kesusahan untuk bertahan hidup, meski hanya untuk mencari sesuap nasi dan segelas air. Yang jadi permasalahan ialah, patutkah kita bergembira dengan menghamburkan uang ratusan ribu hingga jutaan rupiah (bahkan ada yang sampai milyaran) untuk menghelat pesta pergantian tahun yang nilai dan substansinya sangat rendah?

Mari kita bersasumsi bersama. Setiap orang mengeluarkan uangnya sebesar Rp 10.000 dikalikan 500.000 warga Makassar saja, bisa menghasilkan setidaknya 5 Milyar rupiah. Nilai yang sangat fantastis toh? (Rp 10.000 X 500.000 = Rp 5.000.000.000)

Terkadang, penulis berandai-andai jika saja dana yang dibelikan petasan, terompet, kembang api, dan segala pernak-pernik tahun baru itu dikumpulkan lalu disumbangkan untuk keperluan sosial yang lebih nyata. Misalnya, membeli buku untuk anak-anak sekolah. Atau, membangun perpustakaan/ taman baca di setiap kampung guna menambah wawasan dan budaya literasi pelajar yang mulai luntur oleh kecanggihan teknologi. Atau bisa juga disalurkan dalam bentuk beasiswa bagi pelajar yang kurang mampu secara ekonomi untuk belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Bukan tidak mungkin, jika kegiatan sosial ini berlanjut dan terus dijaga, tanpa “suntikan” dana pemerintah pun kita mampu untuk mencerdaskan dan memajukan generasi penerus bangsa.

Dana yang kita asumsikan diatas, bisa jadi lebih besar dan bisa juga kurang. Akan terasa sangat sangat rugi dan boros bila uang milyaran itu dihamburkan dalam hitungan menit saja. Lalu, ketika terompet berbunyi, kembang api telah terlontar ke udara, dan ucapan “Selamat Tahun Baru/ Happy New Year” telah diucapkan, pertanyaan selanjutnya ialah setelah itu apa?

Penulis membayangkan lautan sampah di tempat-tempat publik yang entah siapa tuannya. Sisa-sisa makanan, plastik-plastik pembungkus terompet atau topi tahun baru, kertas-kertas bekas pembakaran kembang api berserakan tak karuan. Membayangkannya saja ngeri, apalagi jika benar-benar terjadi. Dan kita hanya senang menghamburkan (milyaran rupiah itu) untuk kesenangan sesaat.

Harapan Tahun Baru dan Refleksi Tahunan

Ada baiknya, di momen pergantian tahun kali ini kita mulai berfikir tentang ide-ide brilian yang akan kita “eksekusi” ke depannya. Setahun telah berlalu dan banyak hal telah terjadi. Begitu banyak “tugas rumah” yang harus kita selesaikan. Bukan tidak mungkin, perubahan yang signifakan muncul untuk Indonesia berawal dari tahun baru kali ini. Dan itu bermula dari pemuda seperti anda yang jiwanya masih membara untuk terus maju dan bergerak.

Selamat Tahun Baru dan semoga tak ada satu rupiah pun keluar dari kantong kita untuk pemborosan atas nama Tahun Baru.

*Abdurrakhman Aslam Bergentayangan di twitter dengan akun @dadang_fresh




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline