Lihat ke Halaman Asli

Jelang Pergantian Tahun

Diperbarui: 30 Desember 2022   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tahun sebentar lagi akan berganti. Seiring dengan pergantian itu usiapun berkurang. Tak hanya tentang usia, merasa telah menyiakan kesempatan yang datang diwaktu kemarin selalu terlintas.

Suatu ketika sekolah kami didatangi seorang pejabat dari kabupaten. Meski bukan pejabat dinas pendidikan, tetapi ia faham dengan dunia pendidikan. Faham karena Ia pernah duduk sebagai guru dan sebagai kepala sekolah.

Dalam kunjungan tak resmi itu kami berbincang, saling berbagi pengalaman, dan bertukar informasi. Banyak pertanyaan yang ia lontarkan kepada saya dalam perbincangan itu. Beberapa pertanyaan tentang kisah dan peristiwa apa saja yang terjadi selama bertugas di sekolah ini.

Ia nampak senang mendengar tiap jawaban  yang saya sampaikam. Beberapa kali ia memotong pembicaraan. Ia ingin apa yang saya sampaiakn bisa difahami dengan jelas, sehingga beberapa kali ia meminta saya mengulang kalimat yang diucapkan.

"Sudah berapa lama bertugas disini ?"
Saya menjawab pertanyaan itu dengan singkat. Saya menyebutkan bulan dan tahun TMT SK yang saya terima. Kemudian ia menanyakan pengalaman selama saya bertugas. Saya menceritakan awal menginjakan kaki di sekolah yang ada di kampung Cigaclung ini. Perbincangan nampak seru, topik melebar, kami membahas banyak hal dalam dunia pendidikan di kampung terpencil ini.

Ketika berbincang tentang sekolah dan tugas, ada pertanyaan yang paling saya tak nyaman mendengarnya.
"Kenapa belum pindah ?"

Saya paling takut mendapat pertanyaan seperti ini. Saya harus memutar otak untuk menjawabnya. Ketika 7 teman seangkatan telah pergi meninggalkan saya sendiri disini, memang terlihat aneh. Apalagi saya tinggal paling jauh diantara mereka. Sayapun merasa aneh dengan semua ini.

Sudahlah, yang penting saya harus bekerja dengan baik disini. Mengajarkan materi yang harus mereka terima. Mendorong mereka untuk mau melanjutkan pendidikan hingga tinggi sekali. Membuat orang tua mereka bangga dengan pendidikan anaknya. Menuntun mereka supaya mendapatkan kebahagiaan dengan setinggi-tingginya.

Meski sudah belasan tahun mengajar disini, masih saja merasa belum memberikan apa-apa kepada mereka para murid. Masih saja lalai, belum bisa  menjadi guru yang baik. Merasa menyia-nyiakan kesempatan menjadikankan mereka murid-murid hebat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline