Lihat ke Halaman Asli

Dadang Dwi Septiyan

Pendidik Musik dan Peneliti Pendidikan Seni

Pentingnya Merawat Pendengaran bagi Pemusik, Komponis, dan Penikmat Musik

Diperbarui: 10 Februari 2024   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest/media-cache-ec0.pinimg.com

Tidak terbayangkan jika tiba-tiba ada pemusik, komponis ataupun penikmat musik yang tuli. Ini disebabkan karena musik berurusan langsung dengan indera pendengaran. 

Saya ambil contoh, seorang komponis, Ludwig van Beethoven yang sudah mengalami sulit mendengar ketika dia berusia 30 tahun, akibatnya dia punya masalah komunikasi selama sisa hidupnya yang masih 27 tahun. 

Sebagai seorang komponis, hal tersebut tidak menjadi soal baginya, karena dia masih mempunyai daya imajinasi dan "pendengaran dalam" yang luar biasa, dalam hal ini yang dimaksud yaitu "pendengaran bathiniyah", dan membuatnya tidak tergantung pada hal-hal yang sifatnya fisik.

Salah satu karyanya yaitu Symphony No. 9, dikenal dengan nama Symphony of Joy, karya terbaik versi saya. Kenapa? Simfoni Nomor 9 menunjukkan dengan jelas betapa obsesifnya Beethoven terhadap kedalaman dan intensitas musik. Dalam simfoni ini, ia seperti mengerahkan semua energi musikalnya. 

Komposisi ini memiliki durasi kolosal yaitu hampir 70 menit, dan terdiri dari 4 movement: Allegro ma non troppo, un poco maestoso Molto vivace Adagio molto e cantabile Allegro assai. Symphony Nomor 9 adalah penanda paling jelas dari masa transisi periode Klasik dengan periode sesudahnya, yang biasa disebut zaman Romantik. 

Beethoven melahirkan beberapa terobosan baru yang tidak ada presedennya dalam periode Klasik. Struktur formal sebuah simfoni yang dianggap baku oleh para musisi zaman Klasik, misalnya, diterabas begitu saja oleh Beethoven. Ia juga memperpanjang skala simfoni dan memperluas jangkauannya.

Kembali ke topik utama. Bagi seorang pemusik yang bukan komponis akan tetapi pemain (musikus). Dia tidak mencipta karya musik, tetapi memainkan musik, maka dia harus bisa mendengarkan musik yang dia mainkan. Kemampuan pendengarannya sangat diperlukan untuk menjaga mutu permainan. Bahkan sebenarnya di era sekarang ini, para komponis pun tergantung pada kepekaan pendengarannya untuk dapat memilih dan mengolah milyaran bunyi baru yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi. 

Bagi pemusik, pendengarannya tidak saja harus dijaga, namun juga perlu diasah kepekaannya terus menerus. Tidak berbeda dengan olahragawan yang tiada hentinya untuk berlatih.

Namun jika memang sudah kodratnya mau bagaimana lagi? karena semua ada batasannya, termasuk tubuh yang memiliki usia pasti akan berkurang kemampuannya, begitu pula dengan telinga. 

Secara alami, daya tangkap pendengaran pada frekuensi ketinggian bunyi akan lambat laun menurun, akan semakin banyak bunyi-bunyi tinggi yang tidak terjangkau oleh pendengaran, dan yang terdengarpun terasa semakin lemah dan jauh. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline