Lihat ke Halaman Asli

Cucum Suminar

TERVERIFIKASI

Kompasianer

[Media Sosial] Posting Hal Positif, atau Diam!

Diperbarui: 17 Mei 2019   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi yellowcabin

 

Keep your distance from people who will never admit they are wrong and who always try to make you feel like it's your fault.

(Unknown) 

Saat membuka media sosial dan tak sengaja membaca quote seperti yang saya tuliskan diatas terkadang kita langsung "baper". Kita langsung berpikir, oo pantas beberapa hari lalu si anu itu tidak membalas pesan yang dikirim melalui whatapps. Saat tidak sengaja bertemu di pantry juga cuek. Kemudian kita mengingat-ingat kesalahan yang mungkin pernah kita lakukan pada orang tersebut.

Padahal pada kenyataannya orang yang kita anggap sedang bermasalah dengan kita, biasa saja. Dia tidak sedang merasa memiliki masalah apapun dengan kita. Pesan tak dibalas karena saat dia membuka whatapps sedang rapat bulanan. Mau dibalas, tidak memungkinkan karena harus mengetik cukup panjang. Usai rapat, dia lupa membalas pesan yang kita kirim karena sudah ditunggu pekerjaan lain yang mendesak.

Saat tak sengaja bertemu di pantry dia juga bukan tidak mau menegur. Dia sedang buru-buru. Salinan dokumen yang baru ia gandakan di mesin fotokopi samping pantry sudah ditunggu oleh pelanggan. Bila ia menyempatkan diri berbasa-basi sebentar khawatir pelanggan harus menunggu lebih lama lagi. Terlebih pelanggan tersebut datang untuk mengeluh terkait pelayanan yang diberikan perusahaan.

Hindari Berburuk Sangka

Terkadang kita itu terlalu gede rasa. Hati kita juga terlalu mudah berburuk sangka pada orang lain. Saat salah satu teman, kerabat, atau keluarga menulis status di media sosial yang sedikit relevan dengan kedaan kita saat itu, langsung dihubung-hubungkan. Semua hal dikait-kaitkan.

Padahal bisa saja dia menmbagikan kutipan tersebut karena suka dengan rangkaian tulisannya, pilihan katanya, diksinya. Bisa juga dia membagikan kutipan itu untuk mengingatkan diri sendiri agar tidak menjadi sosok seperti yang dituliskan pada kutipan tersebut. Atau bila bertemu sosok yang mau menang sendiri, tidak pernah merasa salah, lebih baik menghindar. Namun, bukan berarti si sosok itu adalah kita.

Kita tidak tahu motivasi seseorang saat membuat tulisan di media sosial. Kita juga tidak tahu apa yang menjadi penyebab seseorang membagikan suatu kutipan di media sosial. Oleh karena itu, stop sok tahu, stop menebak-nebak, stop merasa tulisan itu ditujukan untuk menyindir kita.

Jangan sampai hubungan pertemanan dan kekeluargaan rusak karena prasangka buruk. Prasangka umumnya lebih kejam dibanding kenyataan. Apalagi umat Islam dilarang berprasangka buruk. Dibanding suudzon yang malah menambah dosa, Ramadan ini yuk kita mulai untuk berhusnudzon.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline