Lihat ke Halaman Asli

Cucum Suminar

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Ini Penyebab Karyawan Terbaik "Resign"?

Diperbarui: 16 Oktober 2017   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

previews.123rf.com

 “Dear Boss, I quit…….”

Saya sempat terperanjat saat salah satu teman mengabarkan sudah keluar dari pekerjaan yang ia tekuni sekitar empat tahun terakhir. Saya terkaget-kaget karena pekerjaan yang ia tinggalkan tersebut, merupakan pekerjaan yang teman saya impikan sejak ia menapaki bangku kuliah.

Selama ini tidak pernah terdengar kesah dari teman saya itu. Ia malah kerap bercerita bahwa karir yang ia tekuni sangat seru, sesuai passion, bla…bla…bla… saya terkadang suka iri kala ia bercerita mendapatkan fasilitas ini-itu dari kantor tempatnya bekerja karena kinerjanya dinilai baik.

Teman saya tersebut ternyata bukan satu-satunya yang resign, ada teman saya satu lagi yang mengundurkan diri dari pekerjaan yang ia tekuni selama beberapa tahun terakhir. Padahal sepengetahuan saya, teman saya itu merupakan salah satu karyawan yang cukup diandalkan di kantor tempatnya bekarja.

Apa yang menyebabkan mereka resign? Usut punya usut ternyata ini yang menyebabkan mereka memutuskan untuk “berlabuh” dan mencoba mencari “kapal” lain sebagai sarana untuk berlayar di lautan karir.

MERASA TIDAK DIHARGAI

Teman saya mengatakan, secinta apapun kita dengan pekerjaan yang dijalani, tetap memilih keluar bila hasil kerja kita tidak dihargai. Bukan ingin mendapatkan penghargaan dengan puji-pujian, atau pengakuan yang bersifat seremonial, namun setidaknya ada pengakuan atas jerih payah yang sudah dilakukan dengan baik.

Bila sudah melakukan yang terbaik – dan rekan kerja  juga belum tentu bisa melakukan pekerjaan tersebut sebaik yang sudah kita lakukan, akan tetapi atasan/pimpinan tetap juga memandang sebelah mata, teman saya bilang, untuk apa dilanjutkan? Di luar sana masih banyak perusahaan lain yang mau menghargai  dan menampung ide-ide brilian kita.

Ia bilang, terkadang fakir rasa penghargaan dari atasan akan menyebabkan ide-ide kita tersumbat. Kita malas melakukan yang terbaik, karena toh kalaupun sudah melakukan hal yang paling baik, tidak akan dihargai. Sehingga, daripada menghambat karir, lebih baik keluar secepatnya dan mencari tempat kerja lain.

BEBAN PEKERJAAN TIDAK BERBANDING LURUS DENGAN BESARAN GAJI

Saat beban pekerjaan terus bertambah, namun gaji tidak jua mengalami peningkatan selama berbulan-bulan, bahkan mungkin bertahun-tahun, teman saya bilang ada baiknya resign. Ia mengatakan, tidak perlu takut tidak mendapat pekerjaan baru, selama kita memiliki keahlian, kinerja baik, dan kemauan untuk maju, kesempatan selalu terbuka lebar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline